pemkab muba pemkab muba
Palembang

FISIP Unsri Gelar Diskusi Sejarah Kerajaan dan Budaya Sumsel

378
×

FISIP Unsri Gelar Diskusi Sejarah Kerajaan dan Budaya Sumsel

Sebarkan artikel ini
IMG-20220619-WA0030
pemkab muba pemkab muba

PALEMBANG –  Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang mengelar diskusi serius tentang Kerajaan Sriwijaya dan juga kebudayaan Sumatera Selatan (Sumsel) di Hotel Swarna Dwipa, Minggu (19/6/2022).

Salah satu budayawan Sumsel Dr Erwan Suryanegara. M.Sn, mengatakan, Sriwijaya sudah menjalankan demokrasi yang pertama.

Implementasi tersebut diwujudkan melalui Kedatun dan Perdatuan. Sriwijaya selama 7 abad menjunjung tinggi demokrasi.

Terkait keberadaan PT. Pusri (Pupuk Sriwijaya) yang berpindah- pindah, menurut Erwan, di Palembang terlihat tanda-tanda kerajaan Sriwijaya.

Fakta sejarah yang ada, diungkapkannya dan tidak boleh dibantah, bahwasanya Sriwijaya ada diseputar PT Pusri.

“Bahkan, ini juga dikuatkan dengan peneliti dari luar,” katanya.

Sedangkan, Kepala Arkeolog Wahyu RA juga mengatakan, sejarah Sriwijaya merupakan sejarah kerajaan yang besar pada zaman dulu.

Pada kesempatan itu dia juga mengatakan sejarah ini harus dipertahankan. Sehingga generasi muda ke depan dapat mengingat mengenai kebesaran Sriwijaya.

Dalam pertemuan itu, tidak hanya Kerajaan Sriwijaya saja yang menjadi pokok kajian, namun juga sejumlah sejarawan memaparkan mengenai sejarah Provinsi Sumsel.

Provinsi Sumsel pernah menjadi daerah istimewa dan setelah RIS (Republik Indonesia Serikat) di tahun 1948 Provinsi Sumsel dipecah menjadi tiga provinsi.

Saat itu, transportasi yang ada di Sumsel adalah sungai. Untuk bertemu dengan klan lain sangat sulit dan lebih terisolir.

Dari hal itu, banyak warga membentuk marga sebagai identitas diri. Dari letak geografis menggambarkan kearifan lokal yang membentuk identitas masing-masing.

Sementara itu, Dekan FISIP Unsri Prof Al Fitri, dalam kesempatan itu juga memaparkan eksiatensi identitas budaya Sumsel. Konstruksi dan aktualisasi, dimana individu mengingat kembali masa lalu sebagai bagian dari budaya Sumsel.

“Kebudayaan Sumsel selalu kontak interaksi dengan kebudayaan lain, dan referensi budaya masyarakat,”kata dia.

Ketua Panitia politik Bagindo Togar mengatakan, diskusi sangat penting sehingga dapat memberikan pembelajaran bagi masyarakat terhadap sejarah yang ada di Sumsel.

“Dan dukungan dari semua pihak sangat positif atas diskusi ini dan tentu dapat menimba Ilmu bagi kita semua atas sejarah yang ada di Sumsel,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *