pemkab muba pemkab muba
Palembang

Waspada Penyakit Akibat Banjir Sumsel, Kepedulian Kesehatan Jadi Prioritas

58
×

Waspada Penyakit Akibat Banjir Sumsel, Kepedulian Kesehatan Jadi Prioritas

Sebarkan artikel ini
pemkab muba pemkab muba

Oleh : Reni Rentika Waty

Palembang – Hujan lebat dengan intensitas tinggi yang melanda Sumatera Selatan dalam beberapa hari terakhir memicu terjadinya banjir di lima wilayah. Wilayah-wilayah yang terdampak banjir akibat curah hujan tinggi tersebut adalah Kota Prabumulih, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Kabupaten Musi Rawas, dan Kabupaten Banyuasin.

Di Kota Prabumulih, sebanyak 1.850 unit rumah di 9 kelurahan terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Banjir juga mengakibatkan beberapa ruas jalan utama di kota tersebut tertutup dan tak dapat dilalui kendaraan.

Sementara di Kabupaten Muara Enim, banjir merendam kawasan sekitar Sungai Lematang. Sedangkan di Kabupaten PALI, ribuan rumah di 7 kecamatan terendam luapan air dari Sungai Lematang. Di wilayah lain, banjir melanda 12 desa di 2 kecamatan di Kabupaten Musi Rawas. Adapun di Kabupaten Banyuasin, genangan banjir merendam kawasan perumahan warga dan menutup sejumlah ruas jalan utama.

Bencana banjir besar yang melanda Sumatera Selatan dalam sepekan terakhir ini tidak hanya menyebabkan kerugian materil, tetapi juga mulai menimbulkan dampak kesehatan bagi para pengungsi. Puluhan warga dilaporkan dilarikan ke rumah sakit akibat berbagai gejala penyakit seperti diare, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan, hingga demam berdarah. Dari data terakhir, tercatat sekitar 60 orang pengungsi banjir di Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin terjangkit penyakit seperti diare akut, infeksi kulit, ISPA, dan bahkan gejala demam berdarah.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan mengimbau kepada masyarakat yang terdampak banjir untuk mengantisipasi empat jenis penyakit tersebut yang berpotensi menyebar saat banjir. Himbauan ini dikeluarkan sebagai langkah antisipatif dari potensi krisis kesehatan di lokasi pengungsian banjir akibat kondisi lingkungan yang buruk dan kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan memadai.

Penyakit diare dapat terjadi akibat kurangnya ketersediaan air bersih dan rendahnya sanitasi lingkungan di lokasi pengungsian. Sementara infeksi kulit dan penyakit pernapasan berpotensi menyebar akibat paparan air kotor dan udara yang tidak bersih.

Selain itu, genangan air juga berpeluang menjadi sarang nyamuk pembawa virus demam berdarah. Oleh karena itu, para pengungsi banjir diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala-gejala dari keempat penyakit tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, Lesty Nuraini, menyatakan pihaknya terus memantau kondisi kesehatan para pengungsi di lokasi-lokasi pengungsian.

“Kondisi lingkungan pengungsian yang kurang higienis, seperti masalah sanitasi dan persediaan air bersih, berpotensi memicu penyebaran penyakit,” ujar Lesty.

“Yang paling banyak kasus adalah diare dan ISPA. Kami sudah mengerahkan tenaga medis ke lokasi pengungsian untuk penanganan, termasuk pemberian obat-obatan,” imbuh Lesty.

Dinas Kesehatan menyiapkan sejumlah obat-obatan dan mengimbau agar pengungsi segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan jika mengalami gejala sakit. Pemberian vitamin dan suplemen juga dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit.

Selain upaya kuratif, jajaran kesehatan juga melakukan penyemprotan massal di lokasi pengungsian dan sekitarnya untuk mencegah penyebaran penyakit tular vektor seperti demam berdarah. Pemberian vitamin dan suplemen juga dilakukan untuk menjaga daya tahan tubuh para pengungsi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *