pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Olahraga

Tren Pernikahan Kini, dari Intimasi sampai Instagram

30
×

Tren Pernikahan Kini, dari Intimasi sampai Instagram

Sebarkan artikel ini
75b58bb2-4fa7-4ac2-9d98-b9ad9b5fc384_169
pemkab muba
Tren Pernikahan Kini, dari Intimasi sampai Instagram
Kebanyakan pasangan masa kini lebih menyukai pesta pernikahan yang intim, dan memamerkan hari bahagia mereka via media sosial. (OmarMedinaRD/Pixabay)

JAKARTA | Dulu, banyak pasangan (dan orang tuanya) menggelar pesta pernikahan jorjoran yang dihadiri ribuan orang. Namun belakangan ini, intimate weddingatau pesta pernikahan yang intim juga diminati. Hal ini disampaikan oleh Juzzon Yusuf, pemilik sebuah wedding organizer kepada CNNIndonesia.com, belum lama ini.

Menurut Juzzon, kini masyarakat Indonesia lebih tertarik berbagi kebahagiaan dengan mengundang kerabat dekat saja. Hal senada juga diungkapkan oleh fotografer independen Widya Sartika Armin kepada CNNIndonesia.com yang sering memotret pesta pernikahan berskala kecil, terutama di Bali. “Jumlah yang hadir tidak lebih dari 100 orang, suasana lebih akrab—bagus untuk difoto candid.”

Kenyataannya, menurut hasil The 2016 American Wedding Study yang diadakan laman Brides, dan dilansir laman Market Wired, belum lama ini, diketahui pasangan di Amerika Serikat khususnya memang jorjoran dalam membiayai pesta pernikahan hingga lebih dari US$11 ribu. Tapi mereka tidak mengundang banyak orang, karena uangnya dialokasikan untuk elemen pesta pernikahan yang trendi.

Menurut penelitian tersebut, sebagian besar responden rela menggelontorkan banyak uang untuk membiayai elemen pesta pernikahan, dari busana, cincin, foto dan video, musik, suvenir sampai katering. Karena itu, mereka mengadakan pesta pernikahan intim yang hanya dihadiri segelintir orang-orang terdekat saja. Sebab biaya bakal makin membengkak bila mengundang banyak orang.

Atmosfer pesta pernikahan yang dihadiri segelintir orang tentu saja lebih personal dan akrab. Selain itu, juga lebih menguntungkan dan memudahkan dari sisi pelaksanaan. Sementara dari segi finansial, lebih hemat. Lebih baik uang tabungannya digunakan untuk keperluan hari-hari mendatang, daripada dihambur-hamburkan untuk acara yang hanya berlangsung satu malam.

Selain intimasi, The 2016 American Wedding Study juga mendapati fakta pasangan masa kini tak bisa melepaskan agenda kehidupan mereka dari media sosial, termasuk untuk acara pernikahan mereka sendiri. Sebanyak 70 persen responden menggunakan media sosial untuk menemukan inspirasi dan gaya pesta pernikahan, 39 persen mengunggah foto dan video mereka di akun media sosial.

The 2016 American Wedding Study menyebut 82 persen responden mengandalkan media sosial sebagai cara nomor satu bagi para calon pengantin untuk berhubungan dengan pemilik merek dan produk pernikahan. Lalu, 33 persen mempelai menjalin kerja sama dengan merek dan produk via Instagram. Bukan hanya pasangan, 53 persen vendor pernikahan juga memamerkan produk mereka via media sosial. (CNN Indonesia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *