PALEMBANG – Buah naga merupakan salah satu komoditas yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia karena memiliki daya tarik. Kualitas buah naga yang diterima konsumen sangat ditentukan dengan cara pengemasan buah naga.
Oleh karena itu, pengemasan buah naga tidak bisa dilakukan sembarangan agar tidak memengaruhi penampilan buah.
Pengemasan buah naga ditentukan dengan jarak tempuh pengiriman yang akan dilalui. Selain itu, pengemasan juga harus mempertimbangkan alat transportasi yang digunakan. Seluruh faktor tersebut sangat bergantung pada ketahanan buah selama pengiriman.
Pasar lokal
Pengiriman buah untuk pasar lokal dapat menggunakan mobil atau pesawat udara pada jarak tempuhnya. Pasar lokal yang dimaksud adalah pasar dalam negeri. Pengiriman buah untuk kota-kota antarprovinsi dalam satu pulau, sebaiknya menggunakan mobil truk atau mobil boks bila tidak terlalu banyak.
Apabila instruksi banyak, sebaiknya digunakan kereta api. Pengiriman buah untuk kota-kota antarpulau sebaiknya menggunakan pesawat udara. Sementara itu, untuk kota-kota di dalam provinsi atau jaraknya dekat, pengiriman buah dilakukan dengan mobil kecil.
Alat transportasi yang digunakan sebaiknya dilengkapi dengan pendingin karena buah naga merupakan jenis buah yang sangat peka terhadap suhu panas. Selain itu, kebersihan alat transportasi juga perlu diperhatikan. Usahakan di dalam alat transportasi tersebut tidak tercampur bahan-bahan lain yang beraroma tajam, seperti minyak.
Ekspor
Pengiriman buah untuk pasar ekspor menggunakan pesawat udara. Buah yang sudah dikemas dalam kardus tentunya harus dikemas pula dalam kontainer pendingin karena jarak tempuhnya jauh. Hal ini karena buah yang dikirim dengan jarak jauh akan mudah rusak jika tidak menggunakan pendingin. Buah yang sudah rusak karena tanpa pendingin akan kalah bersaing dengan produk buah yang sama dari negara lain.
Ruang penyimpanan buah di dalam alat transportasi harus memiliki sistem kontrol atmosfir sehingga kesegaran buah akan tahan hingga 25 hari. Memperpanjang masa kesegaran buah dapat dilakukan bila ruang penyimpanannya memiliki konsentrasi O 2 kurang dari 8 persen, CO 2 kurang dari 2 persen, kelembapan udara lebih dari 80 persen, dan suhu sekitar 13—15 ° C.