BANGKA | Selain penyakit moler, ancaman hama juga menjadi kendala bagi petani dalam membudidayakan tanaman bawang merah. Dipilihnya bawang menjadi komoditas hortikultura prospektif di Provinsi Bangka Belitung lantaran dapat menopang ekonomi rumah tangga, karena hanya dalam waktu 60 hari setelah tanam, tanaman ini sudah dapat dipanen.
“Budidaya bawang merah ini juga tidak mudah karena adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Upaya peningkatan produksi sering terkendala serangan berupa hama yang menyebabkan gagal panen atau hasil panen berkurang, ” beber Sarwani, anggota Kelompok Indo Tani Desa Labu Kecamatan Puding Besar, Kabupaten bangka.
Guna mengurangi hama, pihaknya menggunakan light Trap Alat Perangkap Hama yang multi manfaat.
“Model lampu perangkap ini biasa digunakan di lahan sawah maupun tanaman hortikultura lainnya seperti bawang merah, cabai, jeruk maupun tanaman hortikultura lainnya. Dengan menggunakan perangkap, serangga hama yang aktif di malam hari akan masuk kesini,” ucapnya.
Selain serangga hama, ternyata serangga lainnya yang aktif pada malam hari dan tertarik dengan cahaya turut tertangkap seperti halnya dengan beberapa jenis serangga yang berperan sebagai musuh alami hama.
“Lampu perangkap hama ini telah dimodifikasi dengan solarcell untuk lokasi penempatan lampu perangkap yang jauh dari sumber listrik. Hasilnya cukup efektif dari mengurangi penggunaan Insektisida,” tutupnya.(Doni)