Bali – PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina dan PT National Energy Solutions (NES) berencana untuk melaksanakan kerjasama mengenai LNG Supply Chain Infrastructure dan komersialisasi LNG dengan NES di Kabupaten Berau Kalimantan Timur dan Kabupaten Sumenep Jawa Timur.
Kerjasama ini diresmikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Kamis (21/9/2023), dalam rangkaian 4th IOG 2023 di Nusa Dua Bali.
Penandatanganan MOU dilakukan oleh Harry Budi Sidharta selaku Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, dan Norman E Sebastian selaku Direktur Utama NES, disaksikan oleh Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko.
Kerjasama ini akan mengkolaborasikan peran PGN sebagai perusahaan di bidang transmisi serta distribusi gas bumi dan NES yang bergerak di bidang infrastruktur gas, baik Compressed Natural Gas (CNG), Liquified Natural Gas (LNG), dan energi secara umum maupun usaha penunjang kelistrikan.
“PGN menggandeng NES sehubungan dengan NES memiliki rencana untuk mengembangkan dua proyek bisnis midstream LNG terkait potensi pemanfaatan LNG hasil Mini LNG Liquefaction Plant di wilayah Kabupaten Berau dan Kabupaten Sumenep. Hal ini sejalan dengan upaya PGN dalam memperluas layanan gas bumi ke wilayah baru untuk menumbuhkan titik-titik ekonomi yang baru melalui pemanfaatan energi bersih gas bumi. Dengan rencana ini, PGN dapat masuk untuk sekaligus mengembangkan komersialisasi gas bumi dengan skema beyond pipeline di kedua wilayah tersebut,” ungkap Arief, Kamis (21/9/2023).
Pada proyek 1 atau pengembangan LNG Likuifaksi di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur, NES telah menandatangani perjanjian jual beli dengan SDA South Bengara II Pte. Ltd sebagai KKKS dari SKK Migas di wilayah kerja South Bengara II (Lapangan Bella). Dalam perjanjian tersebut, NES berlaku sebagai pembeli gas Lapangan Bella terbaik dengan kapasitas gas terkirim sebesar 7 MMSCFD.
Sedangkan untuk proyek 2 LNG Likuifaksi di Kabupaten Sumenep Jawa Timur, NES telah menandatangani perjanjian jual beli dengan PT Energi Mineral Langgeng (EML) sebagai pengelola lapangan ENC di wilayah kerja South East Madura (Lapangan ENC) dengan kapasitas terkirim sebesar ±6,5 MMSCFD. NES pun telah mengantongi perjanjian sebagai pembeli gas lapangan ENC dan EML.
“Dengan perjanjian yang telah didapatkan oleh NES, artinya menjadi bentuk kepastian pasokan untuk pengembangan layanan pemanfaatan LNG di Kabupaten Berau dan Kabupaten Sumenep. Kemudian PGN dapat melanjutkan untuk memperluas layanan distribusi di kedua wilayah tersebut,” imbuh Harry.
“Perusahan afiliasi NES yang bergerak di bidang retail dan logistic gas, yaitu PT Laras Ngarso Gede (LARAS), dalam penyampaiannya bahwa PT Laras Ngarso Gede telah memiliki pengalaman di dalam komersialisasi LNG untuk kebutuhan industri dan retail selama kurang lebih 7 tahun. Dan saat ini ketersediaan LNG tersebut sangat ditunggu-tunggu oleh End User LNG, baik existing maupun calon customer/end user lainnya,” ucap Andy Jaya Herawan selaku Direktur LARAS.
Kerjasama ini menjadi bukti sinergi pemain bisnis di rantai penyaluran gas bumi dalam midstream dan downstream, dimana PGN akan melakukan pengembangan dari sisi downstream (meliputi market untuk kebutuhan LNG pada industri kecil, menengah dan besar). Sedangkan NES akan melakukan pengembangan dari sisi midstream (meliputi penyiapan fasilitas mini LNG plant, logistic dll).
PGN juga meyakini bahwa kerjasama ini dapat menjadi langkah yang menguntungkan kedua belah pihak, baik PGN maupun NES. Pelaksanaan kerjasama dapat dilaksanakan oleh anak perusahaan atau afiliasi yang masing-masing pihak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
“Kami berharap kerjasama ini dapat menjadi entry point melayani pelanggan menggunakan mini LNG plant. Kami juga menyadari bahwa untuk pengembangan LNG ke depan membutuhkan dukungan dari banyak pihak, sehingga kami sangat antusias untuk kolaborasi. Semoga kerja dapat berjalan lancar untuk mencapai keberhasilan proyek Mini LNG Liquefaction Plant dan memperluas pemanfaatan gas bumi di wilayah baru, khususnya di Berau dan Sumenep,” tutup Harry. (*)