PALEMBANG | Debat kandidat kedua pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan (Sumsel) 2020, Rabu (25/11) kembali mengungkap wacana kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir dengan Jepang yang disebut-sebut gagal.
Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh calon Bupati nomor urut 1, Panca Wijaya Akbar Mawardi Yahya. Pada segmen ketiga yang memberikan kesempatan masing-masing paslon untuk bertanya kepada lawan politiknya ini, Panca mempertanyakan hasil dari kunjungan kerja Bupati Ogan Ilir yang saat itu dijabat oleh H M Ilyas Panji Alam beserta sejumlah pejabat dan anggota Legislatif ke Jepang pada tahun 2016 lalu.
Dalam kesempatan itu, panca juga menyebut belum melihat hasil konkret dari kunjungan kerja tersebut sehingga hal ini menjadi pertanyaan yang disodorkannya kepada paslon nomor urut 2.
Terkait pertanyaan ini, faktanya memang benar bahwa kerjasama hibah Jepang – Ogan Ilir ini batal. Dilansir dari palpres.com dan sumsel.tribunnews.com rencana kerjasama di bidang alat kesehatan, pembangkit listrik tenaga surya, damkar dan PLTS ini batal terungkap dua tahun setelah kunjungan tersebut.
Pada 2018 lalu, mengungkapkan, gagalnya penjajakan kerjasama ini terkendala proses perizinan dari pemerintah pusat dalam hal ini pihak Imigrasi.
“Kendalanya diproses perizinan dari pemerintah pusat yang tergolong ribet. Saya luruskan, kalau saat itu pemerintah kita baru melakukan penjajakan,” kata Abdul Rahman Rosidi seperti dilansir dari sumsel.tribunnews.com.
Sementara terkait keberangkatan yang terkesan menghamburkan APBD, Ketua Komisi IV DPRD Ogan Ilir saat itu, Azmi Hadi menyebut hal itu tak menyalahi aturan alias sah-sah saja selagi sesuai aturan. “Tidak masalah, yang penting tujuannya jelas dan untuk kemajuan. Undang-undang tidak melarang kunjungan kerja ke luar negeri. Jangankan ke Jepang, ke negeri manapun harus kita kejar, selagi itu memiliki tujuan positif untuk kepentingan kemajuan masyarakat Kabupaten OI,” ujarnya.
Sementara itu, saat debat, Calon Bupati Ogan Ilir nomor urut 2, H M Ilyas Panji Alam mengungkapkan gagalnya penjajakan kerjasama dengan Jepang tersebut lantaran ketidak sesuaian antara kondisi Kabupaten Ogan Ilir dengan rencana hibah yang akan diberikan oleh jepang.
“Ketika itu kita akan diberikan bantuan gratis berupa mobil pemadam, kita melihat cocok atau tidak. (Diberikan) gratis tetap tapi harus diperbaiki sehingga (pemberian itu) layak pakai. Itu dihitung tidak menungkinkan untuk dipakai di Ogan ilir sehingga dibatalkan. Kendaraannya juga lebih rendah dan tidak sesuai dengan jalanan di Ogan Ilir,” ujarnya.
Kesimpulannya, pernyataan Cabup nomor urut 1, Panca Wijaya Akbar tentang tidak ada hasil konkret terkait kunker Bupati OI ke Jepang pada 2016 lalu memang benar. (Tim Cekfakta)