pemkab muba pemkab muba
Ekonomi & Bisnis

Menghadapi Era Disrupsi, BRI Menerapkan 3 Fokus Utama dalam Transformasi Digital

127
×

Menghadapi Era Disrupsi, BRI Menerapkan 3 Fokus Utama dalam Transformasi Digital

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi
pemkab muba pemkab muba

Era disrupsi digital telah menjadi tantangan utama dalam industri perbankan di era modern. Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan strategi khusus yang mampu mengikuti perkembangan situasi pasar melalui transformasi digital. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah merancang rencana visioner dalam transformasi digital yang tertuang dalam BRIVolution 2.0 dengan harapan dapat mempertahankan daya saing dan kepercayaan nasabah.

Dalam upaya mengarungi masa depan, BRI menetapkan tiga fokus utama dalam transformasi digital. Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menjelaskan bahwa rencana ini menjadi panduan dalam menjawab tantangan digital dan teknologi informasi. Dalam acara Diskusi Taman BRI dengan tema “The Role of Banking Technology in Improving Financial Inclusion” pada Rabu (26/6), Arga menyampaikan, “Kami memiliki strategi yang sama dan mendukung tujuan bisnis yang sama. Oleh karena itu, kami merumuskan tiga hal yang menjadi fokus dalam jangka menengah.”

Pertama, BRI terus berupaya meningkatkan resiliensi. Arga mencontohkan bagaimana pandemi Covid-19 telah menyebabkan disrupsi yang meluas secara mendadak di seluruh dunia. Hal ini mempercepat proses digitalisasi di berbagai sektor, termasuk perbankan.

Kedua, BRI ingin berfokus pada konsep open banking. Konsep ini merupakan terobosan baru dalam industri perbankan dengan tujuan mempermudah, mempercepat, mengintegrasikan, dan menyederhanakan transaksi dan layanan keuangan. BRI membuka jalan untuk menjalin kerja sama dengan pihak ketiga, terutama dalam pengembangan aplikasi digital. Dengan adanya kerja sama ini, pengembang aplikasi dapat terhubung dengan nasabah BRI secara aman melalui layanan BRIAPI yang menggunakan teknologi Application Programming Interface (API) untuk mengintegrasikan data perbankan dengan data di aplikasi.

“Kenapa open banking? Partner-partner kami akan dapat memanfaatkannya dengan lebih baik. Kami yakin bahwa kekuatan kami hanya sebatas titik tertentu, dan untuk melebihi batas itu, kerja sama dengan pihak lain sangat diperlukan,” ungkap Arga.

Hingga kuartal I/2023, BRIAPI telah memiliki 766 mitra. Selama periode tersebut, kerja sama melalui BRIAPI telah memberikan kontribusi fee-based income (FBI) sebesar Rp26 miliar, meningkat 73,2% secara tahunan. Jumlah transaksi melalui BRIAPI mencapai 117,5 juta, meningkat sekitar 22,4% secara tahunan. Sementara itu, volume penjualan mencapai Rp111,4 triliun, naik 18,2% secara tahunan.

Ketiga, BRI memperkuat kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan pembelajaran mesin (machine learning). Hal ini memungkinkan BRI untuk mengelola data nasabah yang besar dan memberikan manfaat serta nilai tambah. “Kami tidak menjual data tersebut, namun kami mencoba untuk mengekstrak nilai tambahnya dan mengaplikasikannya kembali pada produk-produk kami,” tambah Arga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *