pemkab muba pemkab muba
Sastra&Budaya

MAZAI Competition, Bakal Ramaikan Parade Teater Sekolah di Palembang

317
×

MAZAI Competition, Bakal Ramaikan Parade Teater Sekolah di Palembang

Sebarkan artikel ini
Teater Gembok mengusung lakon “Soerat Nadir” karya dan sutradara Yondi Aoudyto, SM, di Graha Budaya Jakabaring Palembang 21-22 Januari 2023. (Foto.Dok fortass)).
pemkab muba pemkab muba

 

Kabar baik bagi pegiat teater sekolah. Sebab, peluang berkarya dan tampil di panggung teater kembali terbuka, setelah sebelumnya sejumlah event sudah dilakukan. Kali ini, MAZAI Competition membuka pendaftaran bagi teater sekolah untuk ikut dalam kompetisi karya seni teater.

Dipastikan, MAZAI Competition yang akan mengemas acaranya dengan parade teater ini, digelar pada 12 Maret 2023 di Graha Budaya Jakabaring Palembang. “Bagi penampilan terbaik, akan mendapat tropy dan uang pembinaan,” ujar Yosep Suterisno, SE, Ketua Forum Teater Sekolah Sumsel (Fortass), lembaga yang menggelar MAZAI Competition.

Menurut Yosep, MAZAI Competition digagas sebagai salah satu bentuk kegiatan seni, untuk ikut menyemarakkan pergelaran teater sekolah di Palembang. Event yang dibesut atas kerjasama Fortass – Dinas Kebudayaan & Pariwisata Sumsel melalui UPTD Taman Budaya Palembang dan Musuem Negeri Sumsel ini, sebagai ruang bagi para pelaku teater sekolah di Palembang untuk bersaing dalam karya.

Jebolan teater Leksi Palembang ini menambahkan, MAZAI Competition ini, merupakan bentuk kepedulian MAZAI (Charma – Zaitun Mawardi Yahya), terhadap dunia teater sekolah, terutama di Kota Palembang.

Apresiasi yang dilakukan MAZAI ini menurut Yosep, menjadi bagian penting yang wajib terus digerakkan, sehingga kiat kreatifitas teater di sekolah juga tetap konsisten.

MAZAI Competition yang akan digelar selama satu hari penuh ini, sebagai wujud respon positif Charma-Zaitun, juga Dinas Kebudayaan & Pariwisata Sumsel, melalui UPTD Taman Budaya Sriwijaya dan Museum Negeri Sumsel yang telah memberi ruang berkarya, terutama bagi pegiat teater sekolah di Sumsel.

“Apa yang dilakukan Taman Budaya Sriwijaya dan Museum Negeri dengan menggelar MAZAI Competition ini, sebagai bentuk apresiasi positif pemerintah Sumsel terhadap dunia teater sekolah, yang harus dilakukan secara rutin. Jangan hanya setahun sekali. Kalau perlu, seminggu sekali ada pentas teater, atau seni apapun, sehingga Taman Budaya Jakabaring ramai dan harus dimanfaatkan oleh para seniman,” ujarnya, Senin (14/2/2023).

Menjaga Iklim Teater

Menurut Yosep, event MAZAI Competition ini, akan dikemas dalam bentuk parade teater sekolah, yang nantinya akan muncul teater sekolah yang terbaik. “Even MAZAI ini, salah satu upaya untuk menjaga iklim teater di Palembang atau di Sumsel supaya terus hidup dan menghidupi,” tegasnya.

Sementara itu, Charma Afrianto, SE, aktifis dan pendiri Teater 03 SMAN 3 Palembang ini menilai, perkembangan teater sekolah di Palembang saat ini sudah menjamur. Hal ini terlihat beberapa kali event yang digelar beberapa lembaga di Palembang, baik di dalam maupun di dalam sekolah.

Lebih lanjut, Charma yang kini sedang didaulat sebagai salah satu calon Walikota Palembang 2024 ini mengisahkan pengalamannya, ketika dirinya mendirikan Teater 03 di SMA Negeri 03 Palembang pada 1992. Saat itu, minat anak didik yang ingin main teater di sekolah sangat banyak, sehingga Charma dan rekan lainnya mendirikan teater.

Teater Sekolah Menjamur

“Sebagai insan teater yang pernah sekolah di SMAN 3 Palembang dan mendirikan Teater 03 Palembang 1992, saya sangat bangga melihat perkembangan seni teater yang sudah menjamur di hampir semua sekolah di Palembang,” ujar Charma, yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Cinta Rakyat (Gencar) Indonesia, Senin (14/2/2023).

Charma menambahkan, bakat seni teater bagi anak didik sangat berguna bagi pengembangan potensi non akademik. Satu diantaranya, melatih keberanian tampil di depan publik, yang sangat bermanfaat bagi calon pemimpin masa depan.

“Anak didik di sekolah adalah calon pemimpin bangsa, yang harus berani muncul untuk sebuah perubahan, baik di lokal dan nasional. Satu diantaranya harus berani tampil di depan orang banyak. Nah, dalam seni teater itu setiap anggotanya dilatih dan diajarkan bagamana berani naik panggung yang ditonton banyak orang,” tegasnya.

Sikap Positif semua Pihak

Maraknya seni teater sekolah di Sumsel setahun terakhir yang sedang digaungkan Fortass, menurut Charma, akan sangat baik bila kemudian diimbangi sikap positif oleh sejumlah pihak, baik instansi swasta, mapun pemerintah kota dan Sumsel.

Charma juga mengapresiasi positif terhadap kerjasama Fortass dan UPTD Taman Budaya Jakabaring dan Museum Negeri Sumsel yang sudah mendesain MAZAI Competition dengan sangat baik.

Charma menambahkan, di era digital seperti saat ini geliat teater yang sudah semarak, perlu diimbangi dengan memanfaatkan peran media sebagai ruang publikasi yang maksimal, baik melalui medsos, youtube maupun media mainstrem seperti TVRI Sumsel.

“Menurut saya, dengan semangat anak didik di sekolah yang berteater, semua pihak harus memberi ruang khusus untuk mereka, instansi manapun, swasta, pemeirntah, media massa, baik koran, media digital, juga media mainstream, seperti TV lokal di Sumsel,” ujarnya. (Romi/rilis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *