pemkab muba pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Bangka Belitung

Heboh Kematian Ayam Peliharaan di Desa Jeriji, Bangka Selatan: Diduga Serangan Hewan Dilindungi

63
×

Heboh Kematian Ayam Peliharaan di Desa Jeriji, Bangka Selatan: Diduga Serangan Hewan Dilindungi

Sebarkan artikel ini
pemkab muba

BANGKA SELATAN – Masyarakat desa Jeriji, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, digegerkan dengan kejadian tragis yang terjadi pada Ayam peliharaan, Selasa (07/05/2024)

Putin, salah seorang warga Jeriji, pemilik ayam mengungkapkan bahwa ayam-ayam yang mati tersebut memiliki ciri khas yang sama.

“Ayam yang mati semuanya hanya hati dan jeroannya yang hilang, sedangkan dagingnya utuh,” ungkap Putin.

Lanjut Putin, Ayam yang mati sebanyak 72 ekor dengan kondisi yang sama semua.

“Pencarian pun terus dilakukan untuk menemukan penyebab kematian misterius ini. Hasilnya, masyarakat menduga bahwa serangan dilakukan oleh hewan tertentu,” ujar Putin.

Namun, apa yang membuat peristiwa ini semakin menarik perhatian adalah deskripsi hewan yang diduga sebagai pelaku, yakni Musang Linsang (Prionodon linsang) atau Linsang Sunda. Hewan ini memiliki tubuh ramping dan berekor panjang dengan corak kuning dan hitam. Selain itu, masyarakat setempat juga mengenalnya dengan nama Keraras atau Bukati.

Musang lingsang (Prionodon linsang) adalah salah satu spesies linsang, mamalia pemakan daging yang hidup di pohon di wilayah Sunda di Asia Tenggara.

Hewan ini ditemukan di Myanmar selatan, Thailand, Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sumatra, Jawa, serta Kepulauan Bangka Belitung. Ia hidup di hutan hijau abadi.

Di Thailand dan Malaysia musang lingsang ditemukan hutan gugur, sedangkan di Sarawak juga ditemukan di hutan sekunder dan daerah dekat perkebunan kelapa sawit.

Pemerintah Indonesia menetapkan berang-berang wregul sebagai spesies hewan dilindungi. Meskipun hewan ini dilindungi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999, konflik antara manusia dan Linsang Sunda tidak dapat dihindarkan.

Kini, masyarakat Jeriji dan sekitarnya dihadapkan pada dilema antara menjaga keberadaan hewan tersebut sekaligus melindungi ternak mereka. Hal ini menuntut peran serta semua pihak untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *