pemkab muba pemkab muba
Lahat

Pemkab Lahat Tingkatkan Produksi Sawit

135
×

Pemkab Lahat Tingkatkan Produksi Sawit

Sebarkan artikel ini
pemkab muba pemkab muba

Lahat – Program peremajaan sawit rakyat (PSR) terus jadi perhatian Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat dalam meningkatkan produktivitas buah sawit. Pembinaan dilakukan mulai dari membina kelompok tani untuk melengkapi dokumen, mencari bibit berkualitas, hingga mengawal penanaman pohon baru di wilayah yang berhasil mendapatkan program PSR. Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat mencatat, program PSR di Kabupaten Lahat sudah dimulai sejak tahun 2019 lalu, disaat Bidang Perkebunan masih jadi bagian Dinas Pertanian Kabupaten Lahat. Ketika terbentuk menjadi dinas, sektor perkebunan, program PSR langsung dikeluarkan, untuk membantu pekebun di Kabupaten Lahat.

Bupati Lahat, Muhammad Farid, SSTP MSi melalui Kepala Dinas Perkebunan Vivi Angraeni SSTP MSi, mengatakan ditahun pertama berdiri, tahun 2020, Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat baru bisa menyalurkan PSR ke dua kelompok tani, yakni KUD Sukur Makmur Desa Marga Mulya Kikim Timur, dan KUD Permai Jaya, Desa Kencana Sari kecamatan Kikim timur seluas 303 hektar. Lalu KUD Singa Kembar Desa Singapura, Kecamatan Kikim Barat seluas 117 hektar.

Sedangkan pada tahun 2023, giliran KUD Permai Jaya Desa Kencana Sari Kecamatan Kikim Timur, mendapatkan PSR, dengan luas lahan 467 hektar, dan KUD Sehati Bandar Jaya Desa Bandar Jaya Kikim Barat seluas 76 hektar.”Tujuan program PSR ini, untuk meningkatkan nilai kesejahteraan petani pekebun kita. Ini bentuk perhatian pemerintah terhadap petani sawit rakyat, agar skala ekonominya meningkat,” ujar Vivi, Selasa (23/4/2024).

Vivi menyebut, peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit ini, difasilitasi dengan pemanfaatan dana BPDP-KS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) melalui program PSR. Dengan menyasar kebun-kebun sawit dengan usia tanaman yang sudah tua. Hanya saja, peremajaan kebun sawit rakyat tidak semudah membalikan tangan, tentu ada tantangan yang dihadapi pekebun sawit.

“Tahun 2024 tergetnya 1.000 hektar. Dari kuota yang diberikan, kita masih belum bisa memenuhi target PSR. Belum bisa terpenuhi maksimal karena kendala administrasi,” ucapnya.

Beberapa kendala dalam program PSR diantara, masih kurangnya tenaga pemetaan (GIS), ada juga kendala dari alas hak perkebunan, HGU dari ATR/BPN, hingga masih ada KUD yang kurang pro aktif dengan pemerintah.

“Kendalanya terkadang petani masih takut, dengan mindset, takut nanti bantuan harus dikembalikan. Namun kita tetap berupaya maksimal, agar petani sawit kita bisa menikmati program PSR ini,” sampainya. Sfr

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *