Beritamusi.co.id – Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Palembang, Yudhi Setiawan, mengatakan, DBD merupakan jenis penyakit yang selalu tinggi pada saat musim hujan.
“Makanya, musim kemarau kecenderungan kasusnya menurun. Ini karena potensi untuk terjadinya tempat perindukan kecil,” ujar Yudhi, Rabu (17/5/2023).
Berdasarkan prediksi BMKG, musim kemarau tahun ini akan berlangsung hingga Oktober mendatang.
Sementara itu, merujuk pada data Dinas Kesehatan Kota Palembang, dari total jumlah kasus DBD dari Januari – 2 Mei 2023, angka tertinggi kasus terjadi pada minggu kedua Februari, yakni sebanyak 34 kasus.
Pada saat itu memang kondisi cuaca di Pota Palembang berada pada musim hujan sampai dengan April (akhir April masuk musim panas tapi masih diselingi hujan).
“Dari data kita sepanjang rentang waktu dari Januari hingga 2 Mei 2023 ini terdapat 263 kasus DBD di Kota Palembang. Dengan sebaran angka tertinggi berada di kecamatan Ilir Barat 1,” terangnya
Ia menambahkan, dari data riwayat kasus DBD setiap tahunnya, kasus tertinggi memang terjadi di bulan, Januari – Maret, walaupun kasus cukup berfluktuasi.
Pada 2019, angka kasus DBD sebanyak 697 kasus dengan kejadian tertinggi pada Januari dengan 151 kasus. Pada 2020 angka kasus DBD 435 tertinggi di Februari dengan 121 kasus.
Pada 2021 kasus DBD di kota Palembang tercatat sebanyak 246 tertinggi di bulan November dengan 39 kasus.
Pada 2022 angka kasus DBD melonjak dengan jumlah 908 kasus tertinggi di Januari dengan 106 kasus.
Pada 2023 jumlah kasus DBD dari Januari sampai 2 Mei ada 263 kasus Dengan Januari 70 kasus.