pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Berita Daerah

Muba Kelola Inti kelapa sawit Menjadi Bahan Bakar

36
×

Muba Kelola Inti kelapa sawit Menjadi Bahan Bakar

Sebarkan artikel ini
IMG-20190214-WA0023
pemkab muba

Bandung I Keterbatasan bahan bakar fosil sebagai salah satu sumber energi yang tidak dapat diperbarui di Indonesia menjadikan wacana untuk menciptakan sumber energi alternatif dari bahan baku lain yang jumlahnya masih melimpah dan dapat diperbarui.

Salah satu sumber energi alternatif tersebut adalah bahan bakar nabati. Biofuel atau bahan bakar nabati sering disebut energi hijau karena asal-usul dan emisinya bersifat ramah lingkungan dan tidak menyebabkan peningkatan pemanasan global secara signifikan.

Di Kabupaten Musi Banyuasin, komitmen dan upaya Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin untuk mensejahterakan petani sawit rakyat terus dilakukan dengan program-program Pemkab Muba, misalnya saja dengan peremajaan perkebunan kelapa sawit milik petani rakyat yang dilakukan sejak 2017 lalu di lahan perkebunan milik rakyat seluas 4.446 hektar dan kali ini upaya tersebut akan direalisasikan Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin dengan menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Kelapa Sawit (BPDP-KS) untuk mengelola inti kelapa sawit menjadi menjadi bahan bakar nabati.

“Kabupaten Muba sangat cocok untuk nantinya mengolah inti kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati, karena Muba menjadi daerah yang dikelilingi perkebunan kelapa sawit dan ini akan menjadi pilot project daerah yang mengolah dan menghasilkan bahan bakar nabati atau biofuel dari inti kelapa sawit,” ungkap Dekan Fakultas Teknologi Industri Teknik Kimia ITB, Prof Dr Dedi Kurniadi MEng didampingi Ketua Program Studi (Prodi) S2 dan S3 Teknik Kimia ITB, Dr IGBN Makertihartha dan Dosen Teknik Kimia ITB Dr Melia Gunawan di sela Kunjungan Bupati Musi Banyuasin Dalam Rangka Pertemuan dan Peninjauan Penelitian Pengembangan Biohydrocarbon Berbasis Sawit, Kerjasama Antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) di Kampus ITB, Kamis (14/2/2019).

Dijelaskan, untuk tahapan proses pengolahan minyak nabati dari inti kelapa sawit yakni dimulai dari proses perengkahan – LPG – Biogasoline/green gasoline. Secara umum minyak nabati dapat terurai secara biologis dan lebih sempurna (lebih dari 90%

dalam waktu 21 hari) daripada bahan bakar minyak bumi (sekitar 20% dalam waktu 21 hari). Di samping itu, pemanfaatan minyak nabati sebagai bahan bakar diharapkan dapat memberikan nilai ekonomi di bidang pertanian.

“Salah satu minyak nabati yang mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai bahan bakar alternatif adalah minyak kelapa sawit. Pemilihan minyak kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif sangat tepat dilakukan di Indonesia karena Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah negeri Jiran Malaysia,” terangnya.

Lanjutnya, pihak ITB khususnya Prodi Teknik Kimia sangat menyambut baik langkah dan program terobosan yang akan dilakukan Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin dalam upaya mengembangkan bahan bakar dari inti kelapa sawit. “Kami sangat siap dan mendukung untuk merealisasikan ini, ini akan menjadi kerjasama yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya petani sawit rakyat,” tuturnya.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin menyebutkan saat ini luas lahan kebun sawit milik rakyat yang telah tertanam dan akan ditanam seluas 8.124 hektar yang dilaksanakan oleh 12 koperasi dan dalam tahap proses usulan tahun 2019-2020 adalah seluas 5.360 hektar dan hingga tahun 2022 peremajaan kelapa sawit di Muba mencapai 42 ribu hektar.

“Saat ini Pemkab Muba sedang menuju pembuatan bio fuel yang berbasis sawit, Muba dengan memiliki potensi kelapa sawit yang cukup luas berkeinginan untuk melakukan transformasi industri sawit sehingga akan bisa mendongkrak harga jual TBS kelapa sawit pekebun, oleh sebab itu kehadiran kami ke ITB ini untuk bekerjasama dalam merealisasikan terobosan inovasi energi terbarukan bio fuel ini,” terangnya.

Selain itu, Dodi menyebutkan upaya tersebut juga berangkat dari keseriusan Koperasi Unit Desa (KUD) yang ada di Muba yang terus gencar dan mendukung mensukseskan replanting perkebunan sawit, terlebih pada Desember 2018 lalu KUD di Muba juga mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pertanian karena dinilai sukses sebagai pilot project peremajaan lahan sawit, di lahan seluas 4.446 hektare.

“Dukungan banyak pihak dan khususnya petani sawit rakyat ini yang membuat kami terus semangat untuk terus mencari dan mengembangkan inovasi baru untuk kelapa sawit,” ulasnya.

Dodi menambahkan, upaya pembenahan tersebut diharapkan mampu menyentuh kebutuhan pokok pekebun sawit untuk memperjuangkan terwujudnya pekebun sawit yang sejahtera, mandiri, berdaulat dan berkelanjutan. “Kita juga nantinya berencana akan membangun mini refinery untuk penampungan sementara, dan sebagai langkah awal, produksi turunan dari tandan buah segar itu akan dikirim ke kilang minyak milik PT. Pertamina di Plaju, Palembang,” bebernya.

Kemudian, mantan anggota DPR RI dua periode ini juga menambahkan setelah berjalan nantinya di tahap awal dirinya akan mewajibkan seluruh kendaraan dinas di lingkungan Pemkab Muba menggunakan bahan bakar atau biofuel tersebut untuk operasional.

“Dalam waktu dekat MoU akan segera kita lakukan bersama ITB dan BPDP-KS untuk segera merealisasikan ini, dan nantinya tahap awal kendaraan dinas di Pemkab Muba wajib pakai bio fuel Muba ini sebagai wujud implementasi pemanfaatan energi terbarukan dan sustainable atau berkelanjutan,” pungkasnya. (Romi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *