PALEMBANG – Daun jintan atau lebih dikenal dengan nama ajeran oleh orang Sunda merupakan herba sukulen yang bisa tumbuh mencapai 1 meter.
Percabangannya ada banyak, berbulu, padat terutama pada bagian yang masih muda. Daun tanaman tebal berdaging, berbentuk bulat atau menyerupai ginjal dengan posisi saling berhadapan dan bagian pinggiran daun bergerigi, serta permukaannya ditumbuhi bulu seperti beludru.
Bunga tanaman tumbuh berkelompok berwarna biru dan biji tanaman berbentuk pipih keras berwarna cokelat.
Daun tanaman mengandung phytosterin-B, quercetin, apigenin, luteolin, salvigenin, dan genkwanin. Daun jintan bisa digunakan untuk mengobati sariawan, batuk, dan cacingan. Untuk mengatasi cacingan dan batuk, rebus 5—7 lembar daun dengan segelas air. Sementara itu, untuk mengatasi sariawan, cuci bersih daun, kemudian kunyah hingga kunyahan tersebut mengenai bagian yang sariawan.
Di dalam tanaman jintan memang terkandung unsur Phytosterin-B, unsur yang dapat memberikan rasa pahit dan agak dingin. Unsur kimia tersebut berfungsi untuk menurunkan panas, antiradang, melancarkan peredaran darah di dalam tubuh, dan menghentikan pendarahan.
Daun tanaman sudah terbukti mampu menjadi antiiflamasi karena bisa bekerja untuk menghambat respons inflamasi yang diinduksi oleh siklooksigenase. Selain itu, terbukti mampu menjadi antikanker dan antitumor.
Ibu-ibu yang tinggal di daerah Toba sering menggunakan tanaman ini ketika baru saja melahirkan. Masyarakat setempat percaya tanaman jintan bisa meningkatkan produksi ASI (air susu ibu).
Selama ini bagian tanaman yang paling sering dimanfaaatkan adalah bijinya. Biji jintan merupakan salah satu rempah-rempah yang dapat berfungsi sebagai obat. Beberapa penyakit yang bisa diatasi oleh biji jintan adalah sakit kepala, asma dan batuk, sariawan, borok, perut kembung, dan demam.
Di India, tanaman ini sudah terkenal sebagai obat demam malaria, batu ginjal dan kandung kemih, batuk, asma kronik, cekukan, bronktis, cacingan, kolik, dan kejang.
Hingga saat ini belum ditemukan adanya literatur yang membahas terkait kontraindikasi dari daun jintan. Namun, Anda tidak disarankan mengonsumsinya secara berlebihan tanpa pengawasan dari dokter atau herbalis. (Pertanianku)