PALEMBANG | Pemerintah Sumatera Selatan melalui Dinas Perkebunan mendorong petani karet untuk meningkatkan kualitas bahan olah karetnya karena ini merupakan cara utama untuk mendongkrak harga jual di tingkat petani serta memperbaiki citra komoditas itu di pasar dunia.
Rudi Arpian Kabid Pengolahan dan Pemasran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel mengatakan, persoalan kualitas bahan olah (bokar) karet dari petani ini sudah sangat kritis sehingga perlu diselesaikan.
“Banyak petani yang suka mencampur bokar sehingga harga jual petani masih sangat kecil dan jauh dari yang diharapkan,”ujar Rudi, Rabu (10/2/2021).
Menurut Rudi kalau karet dari petani itu kotor otomatis pengusaha karet juga terbebani, pasalnya bokar kotor dapat menambah biaya produksi pabrik.
Dia mengatakan jika kualitas bokar tidak segera ditingkatkan maka karet Sumsel yang merupakan kontributor terbesar untuk produksi Indonesia akan semakin tertinggal.
Rudi juga memberikan beberapa tips bagi petani karet agar harga jualnya atau kadar keringnya bisa diatas 50 persen sehingga harga jualnya pun bisa meningkat. Caranya yaitu pakai bahan pembeku yang dianjurkan dan harus seragam. Bisa pakai Specta, Asap Cair atau Deorub.
Lalu umur bahan olah karet rakyat (Bokar) harus sama, misal kalau umur seminggu dijual seragam umur seminggu. Jangan dicampur dengan Bokar yang ber umur 2 atau 3 hari.
Kemudian, tidak boleh direndam dan dicampur dengan bahan bukan karet, makin cepat ditumpahkan dari bak pembeku makin tinggi KKK nya.
Dirinya menambahkan, utuk Harga karet Sumatera Selatan Rabu 10 Februari 2021 kembali naik Rp 65 menjadi Rp 19.104 perkilogram dari sebelumnya Selasa 9 Februari 2021 seharga Rp 19.039 per kilogram untuk kondisi kader karet kering (KKK) 100 %. (Romi)
Berikut harga lengkap karet Sumsel tertanggal 10 Februari 2021 :
Kondisi Karet Harga Indikasi/Kg
KKK 100% Rp 19.104
KKK 70% Rp 13.373
KKK 60% Rp 11.462
KKK 50% Rp 9.553
KKK 40% Rp 7.642