pemkab muba pemkab muba
Bangka Belitung

Begini Konsep Tasela yang Digagas Haji Duk

307
×

Begini Konsep Tasela yang Digagas Haji Duk

Sebarkan artikel ini
IMG-20201021-WA0034
pemkab muba pemkab muba

SUNGAI SELAN – Bermodalkan semangat dan pemikiran, Ketua Koperasi Lada Babel, H. Sukri akhirnya berhasil mengagas konsep perkebunan Lada yang berkesinambungan. Juragan Lada asal Bangka Tengah yang akrab disapa Haji Duk ini merilis konsep Tanaman Sela Lada (Tasela). Konsep ini pun sebelum dirilis telah dikembangkannya terlebih dahuli di kebun milik sendiri di kawasan Dusun Simpang Gedong Bangka Tengah. Dan baru disosialisasikan dengan menggandeng Gubernur Babel Erzaldi Rosman pada Rabu (21/10/20) pagi, di hadapan ratusan petani dari seluruh kabupaten di Pulau Bangka.

“Berawal dari keluhan-keluhan yang kita acapkali terima dari masyarakat soal mengisi kebutuhan di masa pra panen. Lalu kita bersama-sama para pengurus koperasi berdiskusi mencoba mencari solusi. Pemikiran kita waktu itu adalah bagaimana meng-optimalkan pemanfaatan lahan yang ada. Lalu diskusi nya mengarah kepada apa kira-kira tanaman yang cocok untuk kita kembangkan diatas lahan yang sama dengan tanaman lada. Artinya pemanfaatan sela-sela lahan antar pohon lada tadi. Namun jangka waktu panen nya tidak lama, serta tidak menciptakan gangguan dengan tanaman lada itu sendiri. Akhirnya kita gagas lah Kedele, Padi dan Kacang Tanah. Karena masa panennya yang relatif pendek yakni hanya 3 bulan,” jelas Haji Duk.

Ia menjelaskan juga bahwa varietas dari Kedele, Padi dan kacang tanah itu pun bukan sembarangan varietas. Menurut Haji Duk, varietas tersebut sudah melalui proses penelitian yang dinyatakan layak untuk menjadi Tasela. Menurut Haji Duk lagi, pihaknya bahkan telah sampai pada tahap kerjasama pemasaran. Sehingga varietas yang sudah mereka tentukan tersebut sudah menjadi kesepakatan pihak buyer yang nantinya akan menjadi pasar Tasela dari masyarakat tersebut.

“Kalau kita (petani) hanya mengandalkan lada, masa panennya terlalu lama karena memakan waktu tahunan. Misi kita dalam program membumikan Tasela ini adalah, sebelum masa panen itu ada alternatif income. Tasela ini sangat mungkin dikembangkan, juga ditinjau dari sisi perawatan, karena bisa bersamaan dengan Lada. Contohnya saat kita memupuk lada, maka sekaligus asupan pupuk itu terserap oleh Tasela. Hanya saja mungkin akan ada penambahan jumlah. Akan tetapi itu sudah kita atasi dengan mensubsidi petani dengan pupuk. Sehingga tidak menambah beban perawatan. Namun pola penyaluran pupuk itu kita sinergikan dengan Koperasi sehingga terkontrol dan terarah.” uranya lagi.

Terkait sistem lebih rinci, Haji Duk mengatakan bahwa sesuai arahan Gubernur, bahwa Koperasi harus mengembangkan varietas Tasela, dan harus dibagikan secara merata. Namun disyaratkan untuk bergabung dalam Koperasi Lada Babel. Menurut Haji Duk lagi, tujuannya selain memudahkan dalam akomodasi penyaluran bibit varietas Tasela, juga sebagai jaminan kualitas bagi petani. Pasalnya Koperasi dalam hal ini selain mendistribusikan bibit dan pupuk, juga memberikan arahan penyuluhan serta bimbingan bagi petani dalam pengembangan Tasela ini. Oleh karena itu pihaknya menghimbau untuk para petani segara bergabung ke dalam Koperasi Lada Babel.

“Kita optimis bahwa ke depan tidak ada lagi petani yang mundur. Saya menjamin itu sebagai ketua koperasi. Tapi harus ikut SOP Kita. Harus begitu karena begini, contoh varietas kacang tanah yang akan ditanam itu kami yang tentukan. Karena ini merupakan permintaan pasar atau pabrik, tidak bisa asal. Nanti pihak pabrik menolak. kalau sudah begitu kasihan petani yang dirugikan, karena hasil kebunnya tidak dibeli oleh pabrik. Oleh sebab itulah seperti yang saya katakan tadi bahwa kita mensyaratkan harus bergabung dulu dengan Koperasi Lada Babel, agar kita benar-benar bisa mengontrol, pelaksanaan program Tasela ini sudah seuai dengan SOP kita. Dan sekali lagi saya sangat optimis dan saya menjamin itu,” tegas Haji Duk.(doni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *