JAKARTA – Sagu merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat di wilayah Indonesia Timur seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara.
Sagu bisa diolah menjadi berbagai produk makanan, salah satu menu dari sagu yang paling terkenal adalah papeda, makanan yang saat ini sudah mulai terkenal ke seluruh penjuru Indonesia. Manfaat sagu tidak hanya menjadi sumber energi bagi tubuh, tetapi juga berkhasiat untuk mengatasi beberapa penyakit.
Manfaat sagu berguna untuk melindungi sistem pencernaan karena di dalam sagu terdapat banyak serat dan menyeimbangkan lingkungan tempat tumbuhnya bakteri baik di usus. Sagu mengandung antioksidan yang dapat mencegah kanker dan penyakit jantung, serta melindungi tubuh dari paparan radikal bebas berlebih yang berpotensi menyebabkan penuaan dini. Sagu juga dapat meningkatkan kepadatan tulang dan menurunkan risiko osteoporosis serta peradangan di tubuh.
Sebenarnya, sagu merupakan sumber makanan yang rendah nutrisi. Di dalam bahan pangan ini memang terkandung vitamin, mineral, dan protein, tetapi jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan sumber karbohidrat lainnya. Oleh karena itu, Anda perlu mengonsumsi sagu bersamaan dengan sayur dan lauk lainnya agar nutrisi dalam menu makanan Anda semakin lengkap.
Sagu merupakan tepung yang berasal dari batang pohon sagu (Metroxylon sagu Rottb), bentuk pohon tanaman ini menyerupai pohon palma. Pohon sagu sering tumbuh di tepian sungai atau wilayah lain dengan kadar air yang tinggi. Tingginya bisa mencapai 30 meter sehingga satu pohon sagu mampu menghasilkan 150—300 kg tepung sagu.
Semua bagian dari pohon sagu bisa dimanfaatkan, mulai dari akar yang sering digunakan untuk pembuatan arak sebagai bahan industri, daun digunakan untuk jerami, batang lapisan luar untuk industri alat rumah tangga dan briket bahan bakar, serta batang lapisan dalam sebagai proses air limbah pembuatan produk dari sagu.
Masyarakat Indonesia Timur biasa mencari pohon-pohon sagu dengan menyusuri hutan dan pelosok rawa agar mendapatkan tepung sagu berkualitas baik. Mereka yang tinggal di pelosok memang lebih terbiasa memproduksi sendiri sagu sebagai bahan makan. Sementara itu, mereka yang tinggal di daerah perkotaan lebih memilih membeli sagu di pasar-pasar.
Cara mengolah tepung sagu terbilang mudah sehingga masyarakat Indonesia Timur sering menggunakannya sebagai makanan pokok dibanding beras.
Sebenarnya, sagu bisa menimbulkan efek samping jika tidak diolah dengan benar karena sagu mengandung racun. Racun tersebut bisa memicu mual dan muntah, serta kerusakan hati hingga berujung kematian.
Oleh karena itu, pembuatan sagu tidak boleh dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak biasa mengolahnya.
Uniknya, sagu tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Sagu juga bisa digunakan sebagai bahan baku pada industri pembuat glukosa, pakan ternak, bahan pembuat tekstil, dan bahan untuk membuat plastik ramah lingkungan. (Pertanianku)