pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Nasional

Virus Zika, Pemerintah Minta Masyarakat Tidak Panik

58
×

Virus Zika, Pemerintah Minta Masyarakat Tidak Panik

Sebarkan artikel ini
pemkab muba

JAKARTA I Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi meminta masyarakat tidak panik dalam menanggapi hebohnya berita virus zika “Masyarakat jangan panik atau resah, tapi juga jangan lengah,” kata Oscar di Selasa (2/2/2016).

Oscar mengklaim belum ada kasus kematian akibat virus itu di Indonesia. Menurut dia, baru ada satu pasien yang dinyatakan positif virus Zika di Indonesia. Informasi itu terkuak dalam sebuah penelitian di Jambi pada 2014. Namun kondisi pasien yang terkena virus Zika dinyatakan sembuh.

Menurut Oscar, yang perlu lebih dikhawatirkan adalah Demam Berdarah Dengue DBD yang kasusnya banyak terjadi pada musim hujan dan mengakibatkan kematian. Kesamaan virus Zika dan DBD adalah penyebarnya dari nyamuk Aedes Aegypti. “Maka itu, kami fokus memberantas perantaranya, yaitu nyamuk itu,” katanya.

Oscar mengatakan memutus mata rantainya adalah dengan menghilangkan sarang dan jentiknya. Sehingga ia mengimbau masyarakat melakukan kegiatan menguras, menutup dan mengubur serta tidak menggantung baju untuk menghilangkan nyamuk di lingkungan sekitar.

Informasi lain yang cukup membuat heboh adalah hubungan antara virus Zika dengan microcephaly. Oscar mengatakan belum ada penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan antara virus Zika dengan microcephaly. “Belum ada hubungannya itu, jadi waspada saja,” katanya.

Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan banyaknya bayi lahir dalam kondisi mikrosefalus di Brasil sebagai keadaan darurat kesehatan yang jadi perhatian internasional. Mikrosefalus, yakni bayi lahir dengan ukuran kepala kecil dan mengalami kerusakan otak.

Deklarasi itu dibacakan Direktur WHO Margaret Chan di Jenewa pada Senin 1 Februari 2016 memicu penelitian guna menentukan apakah virus Zika, yang disebarkan nyamuk, sebagai penyebab banyaknya bayi lahir dengan kepala tidak normal di Brasil. (Tempo.co)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *