pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Uncategorized

TNI Humanis di Tengah Masyarakat

49
×

TNI Humanis di Tengah Masyarakat

Sebarkan artikel ini
IMG-20180404-WA0015
pemkab muba

TNI Humanis di Tengah Masyarakat Reformasi merupakan salah satu peristiwa penting dan tonggak bersejarah dalam proses ketatanegaraan Republik Indonesia, berbagai latar belakang dan bermacam aktor ataupun kelompok yang ada dibaliknya.Ketidak puasan akan pola kepimpinan rezim orde baru menjadi pemantik yang cukup berhasil untuk membakar para aktivis untuk bergerak di era tersebut. Tuntutan muncul untuk segera memunculkan formula baru dalam mengurus negara yang besar dengan keanekaragamannya ini.Namun, dari berbagai tuntutan di era reformasi yang paling kental adalah untuk menghentikan rezim otoriter di era yang lalu. Beberapa tuntutan yang didengungkan oleh para aktivis reformasi anatara lain : Penegakan supremasi hukum, pemberantasan KKN, amandemen konstitusi, pencabutan dwifungsi ABRI, otonomi daerah.

Berbagai tuntutan yang hadir dalam proses reformasi salah satunya adalah menghilangkan dwi fungsi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), kenapa penting membahas lebih jauh betapa pentingnya pengaruh hilangnya dwi fungsi ABRI terhadap kehidupan demokrasi saat ini. Karena, salah satu alasannyaadalah basis legitimasi kekuasaan di zaman orde baru sangat kuat dari sektor dwi fungsi tersebut, dimana mereka mengendalikan keamanan dan ketertiban sekaligus diberikan celah untuk mengatur negara. Ketika dwi fungsi ABRI sudah dihilangkan, roda pemerintahan menjadi lebih demokratis, dan saat ini TNI fokus kepada tugas pokok mereka yang tercantum dalam UU No 34 Tahun 2004, yaitu menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah negara, dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari segala ancaman.

Tugas pokok yang termaktub dalam UU tersebut membuat pola kerja TNI lebih terfokus, dan dampaknya adalah paradigma terhadap TNI saat ini lebih baik dimata masyarakat. Perubahan sudut pandang tersebutsangat berdampak baik pada tingkat penerimaan TNI di masyarakat, TNI bukan lagi dipandang lagi sebagai musuh rakyat, TNI bukan lagi sebagai lambang represif, TNI sudah benar benar menjadi pengayom rakyat dengan asumsi berbagai riset yang selalu menempatkan TNI sebagai lembaga negara yang mendapatkan apresiasi tertinggi dibanding lembaga negara lainnya, terutama pada tingkat kepuasan kinerja dan kepercayaan masyarakat. Hal tersebut merefleksikan bahwa perubahan yang signifikan telah terjadi dalam internal TNI pasca reformasi.

Tingginya angka kepuasan publik terhadap TNI tidak lepas dari program-program yang digalakkan oleh TNI, terbaru yang diluncurkan oleh TNI adalah program tentara manunggal membangun desa (TMMD), dalam program tersebut, TNI ingin lebih mencerminkan diri mereka sebagai aparatur yang lebih humanis, dan merubah paradigma banyak orang tentang TNI yang pada masalalu dianggap sebagai aparatur yang menakutkan yang selalu berlaku represif, tidak dekat denganrakyat dll.Perubahan imageyang dilakukan saat ini dilakukan secara masive, mereka ingin memperkenalkan bahwa TNI tidak hanya menjaga negara, tetapi TNI bisa melakukan lebih jauh dari itu, dengan program tersebut TNI saat ini ikut “membangun” negara dengan cara terjun langsung ke dalam lingkup masyarakat trbawah. Program tentara manunggal membangun desa (TMMD) sudah diproklamirkan, dan sudah dijalankan hampir di seluruh wilayah di Indonesia, dari ujung Papua hingga ujung Sumatera. Tidak terkecuali Kodam Sriwijaya, yang mengkomandoi beberapa daerah seperti Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bangka Belitung.

Program yang sudah terlihat realisasinya salah satunya berjalan di kabupaten Ogan komering Ilir. Mereka menggalakan program tentara masuk desa dengan realisasi program seperti pembukaan jalan yang sebelumnya terisolir di desa pesisir pantai, di desa Sungai ceper Laut dihubungkan dengan Desa Sungai Ceper darat. Yang kemudian program-program lain yang akan di wujudkan dalam waktu dekat adalah pembangunan masjid, dan jalan yang masuk kategori buruk. Selain dalam bentuk fisik, program tentara masuk desa juga menyusur program non fisik, seperti : memberikan wawasan kebangsaan, pengobatan gratis, pengentasan buta huruf al-quran, penyuluhan kamtibmas dan narkoba, dan masih banyak program lain yang akan terus diwujudkan oleh TNI dalam mensukseskan program tentara masuk desa.

Tujuan akhir dari semua program yang diwujudkan oleh TNI adalah agar lebih terjalinnya kemanunggalan TNI dengan rakyat, dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, selain itu yang diharapkan adalah lebih memantapkan masyarakat akan pentingnya bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga paradigma “membangun” dalam program TMMD, tidak semata membangun secara fisik, tapi juga membangun dari sektor non fisiknya, dan itu diharapkan akan lebih dirasa manfaatnya dan akan berdampak dalam jangka waktu yang panjang. (Romi Maradona)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *