Bangka Belitung

Sukses Dirilis, Ini Makna Dibalik Peluncuran Buku “Mengeja Laut” Oleh PWI Babel

33

PANGKALPINANG – 200 eksemplar buku “Mengeja Laut” yang ditulis oleh 11 (sebelas) wartawan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Babel sukses diluncurkan, Sabtu (16/11/24) pagi, di aula Pasir Padi, Gedung Gubernur Provinsi Bangka Belitung.

Dibalik peluncuran buku bertajuk “Mengeja Laut,” terdapat makna khusus yang berarti bagi PWI Babel. Yakni mengenang tiga anggota senior yang sudah berpulang.

“Peluncuran buku ini memiliki makna khusus untuk PWI Babel, untuk mengenang tiga anggota senior kami yang telah berpulang, yaitu M Sobri Kurniawan, KA Ronie Achmad, dan M Amin Soelthoen,” ungkap Ketua PWI Babel Boy Faturakhman, dalam sambutannya.

“Melalui buku ini, kami ingin menghormati jasa-jasa mereka dalam meletakkan fondasi PWI di daerah ini dan mengingatkan kita semua, akan pentingnya kontribusi dalam dunia Pers,” lanjut dia.

Tak hanya itu, Boy sapaan akrabnya menjelaskan jika kegiatan ini memiliki dua agenda. Salah satunya merilis buku mengeja laut, bertujuan meningkatkan literasi sekaligus kreativitas anggota PWI dan masyarakat luas.

“Buku ini merupakan karya 11 anggota PWI Bangka Belitung. Karena kami berkomitmen meningkatkan literasi sekaligus kreativitas anggota kami dan masyarakat luas,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, seharusnya buku yang ditulis oleh sebelas anggota PWI Babel itu diluncurkan saat pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2023. Akan tetapi, terdapat beberapa kendala yang terjadi sehingga peluncuran baru dilaksanakan sekarang.

“Untuk agenda yang kedua, kita akan diskusi terkait “Pilkada Damai Anti Hoaks.” Kami PWI Babel menilai pemungutan suara Pemilukada serentak tahun ini diterpa berbagai macam isu politik. Sangat disayangkan, apabila momen pesta demokrasi ini sengaja dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk menyebar berita bohong atau hoaks,” papar Boy.

“Contohnya informasi yang mengandung isu-isu menyesatkan. Yang sengaja menggiring opini publik seolah-olah informasi itu benar, padahal faktanya hanya hoaks belaka,” tegasnya.

Boy berpesan, seluruh hadirin dan masyarakat berhati-hati dalam menerima informasi. Jangan mudah termakan oleh berita yang judulnya dinilai provokatif dan ia mengajak untuk bersama-sama dalam memerangi penyebaran berita hoaks.

“Karena berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya judul yang langsung menuding jari ke pihak tertentu. Kami mengajak semua yang ada diruangan ini bersama-sama perangi penyebaran berita bohong, mulai dari diri sendiri,” tutup ketua PWI Babel itu.

Dalam kegiatan yang dihadiri langsung oleh Ketum PWI Pusat, Zulmansyah Sekedang mengapresiasi langkah PWI Babel dalam menerbitkan buku mengeja laut. Ia berharap, langkah ini dapat menjadi motivasi PWI daerah lainnya, untuk dapat merilis buku yang mampu memberikan edukasi terhadap anggota dan masyarakat banyak.

“Apa yang dilakukan oleh PWI Babel ini sangat bagus pastinya, apalagi tujuannya untuk meningkatkan literasi dan kreativitas anggotanya dan masyarakat luas. Tentunya dengan langkah ini saya juga berharap PWI daerah ikut melakukan apa yang PWI Babel lakukan, terkhususnya buku yang berisi tentang edukasi dan pentingnya peran pers didalam demokrasi,” ucap Zulmansyah Sekedang, dalam sambutannya.

Tak hanya itu, Ketum PWI Pusat juga memberikan notice yang sama dengan Ketua PWI Babel, terkait penyebaran berita hoaks. Karena dari berita-berita yang terbit dengan judul bersifat provokatif, harus dicaritahu lebih dalam kebenarannya.

Tak dapat dipungkiri, sambung Zulmansyah, berita yang terbit dengan judul bombastis adalah hal biasa didalam dunia pers, karena itu bertujuan menarik perhatian pembaca. Maka dari itu, Ia meminta masyarakat apalagi GenZ jangan mudah terpancing dengan judul yang dinilai vulgar.

“Berita dengan judul yang bombastis itu memang biasa untuk menarik perhatian masyarakat. Tapi baca juga isi beritanya secara keseluruhan, jangan cuma judulnya saja. Karena itu menunjukkan jika para pembaca itu cermat dalam menerima informasi,” tutup Zulmansyah.

Untuk diketahui, kegiatan ini juga turut dihadiri Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB), Kapolda yang diwakili Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Babel, Kasubdit V Cybercrime Ditkrimsus Polda Babel, Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Babel dan 150 peserta yang terdiri dari para mahasiswa dan pelajar sekolah menengah atas/kejuruan (SMA/SMK) di Bangka Belitung.

Exit mobile version