pemkab muba pemkab muba
OKI Mandira

Refleksi Kepemimpinan Amanah Berlandaskan Nilai Islam

56
×

Refleksi Kepemimpinan Amanah Berlandaskan Nilai Islam

Sebarkan artikel ini
pemkab muba pemkab muba

OKI – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, masyarakat Desa Suka Mukti, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menggelar acara pengajian yang berlangsung khidmat, Ahad (22/9/2024).

Acara ini dihadiri oleh tokoh agama, pejabat pemerintah, serta ratusan jamaah dari berbagai wilayah sekitar.

Tokoh masyarakat HM. Dja’far Shodiq dalam sambutannya, mengajak seluruh jamaah untuk senantiasa menjaga ukhuwah islamiyah, mempererat tali persaudaraan sesama umat Islam, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Menurut calon Bupati OKI ini, momentum Maulid Nabi menjadi pengingat penting akan nilai-nilai kehidupan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, terutama dalam memperbaiki hubungan antar sesama dan memperdalam keimanan.

Dalam kesempatan itu, pasangan Abdiyanto dalam kontestasi Pilkada serentak ini sendiri menekankan, pentingnya peran seorang pemimpin yang amanah dan berintegritas.

Ia dengan tegas menggarisbawahi bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu dekat dengan masyarakat dan memiliki hubungan yang erat dengan para ulama atau tokoh-tokoh agama.

“Seorang pemimpin yang selalu mendengarkan nasihat ulama dan dekat dengan masyarakat akan menjalankan kepemimpinannya dengan amanah. Mereka tidak hanya memimpin dengan kepala, tetapi juga dengan hati,” ujar Shodiq.

Shodiq mengemukakan, kedekatan antara pemimpin dan ulama akan membentuk kolaborasi yang harmonis, dimana pemimpin dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan landasan nilai-nilai moral dan agama.

Dirinya juga menekankan pentingnya mendengarkan masukan dari ulama sebagai penjaga moral masyarakat. Karena menurut pria yang dikenal sederhana dan merakyat ini, ulama memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan spiritual masyarakat.

Dalam momen tersebut, menambah semangat kebersamaan, Dja’far Shodiq juga mengadakan kuis interaktif dadakan bagi anak-anak dan santri yang hadir.

Tanpa kesulitan berarti, beberapa pertanyaan dari Shodiq tentang kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam berhasil dieksekusi dengan baik oleh beberapa anak-anak yang ditunjuk secara acak naik ke panggung utama.

Kuis ini sendiri menjadi bagian dari upaya Shodiq mengedukasi generasi muda tentang sejarah Islam, khususnya terkait dengan sosok Nabi Muhammad dan keluarganya. Terutama dikalangan anak-anak hingga usai remaja.

Dalam acara yang sama, Ketua DPRD Kabupaten OKI, Farid Hadi Sasongko, turut memberikan sambutan yang tak kalah penting.

Farid mengajak seluruh jamaah untuk menjaga keseimbangan antara kekuatan spiritual dengan rasa nasionalisme yang tinggi. Menurutnya, kekuatan agama yang kuat harus diimbangi dengan komitmen terhadap negara dan kebangsaan

Farid juga mengingatkan bahwa sebagai warga negara Indonesia, seluruh komponen masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, lanjutnya, sejalan dengan ajaran agama yang mengutamakan keadilan, kemanusiaan dan persatuan.

“Di tengah peringatan Maulid Nabi ini, kita perlu merenungkan kembali bahwa kekuatan spiritual kita harus selalu didampingi oleh rasa cinta tanah air dan nasionalisme. Persatuan Indonesia adalah kunci dari kekuatan bangsa,” ucapnya.

Sebagai puncak acara, penceramah utama KH. Akhir Wiwit Sudiono S.Ag MM menekankan pentingnya sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat dan ulama.

Da’i asal Lampung ini menegaskan, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mendengar suara rakyat serta menjalin hubungan yang baik dengan ulama sebagai sumber pencerahan spiritual.

“Seorang pemimpin yang dekat dengan ulama dan masyarakat akan lebih mudah memahami kebutuhan rakyatnya. Kepemimpinan yang efektif selalu berakar pada kemauan untuk mendengar dan melayani, bukan hanya memerintah,” ujarnya.

Diteruskan dia, pemimpin yang baik harus memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai pelayan masyarakat, dan sikap ini bisa terbentuk melalui pembelajaran dari para ulama yang memiliki peran penting dalam menjaga moralitas bangsa.

“Dalam ajaran Islam, seorang pemimpin harus mampu menunjukkan keteladanan dalam sikap dan tindakan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Kedekatan pemimpin dengan ulama,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *