pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Berita Daerah

Penumpang Wings Air Protes, Kenapa Harga Bagasi Lebih Mahal dari Oleh-oleh?

87
×

Penumpang Wings Air Protes, Kenapa Harga Bagasi Lebih Mahal dari Oleh-oleh?

Sebarkan artikel ini
IMG-20210408-WA0038
pemkab muba

PANGKALPINANG – Seorang penumpang Wings Air dari bandara Depati Amir Pangkalpinang menuju bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) Palembang dengan nomor penerbangan IW 1233 protes langsung kepada petugas check in maskapai, Kamis (8/4/2021).

Penumpang tersebut sempat berdebat dengan petugas bandara bagasi. D, inisial penumpang tersebut melakukan perjalanan seorang diri dengan membawa satu kardus dan satu tas ransel.

Dia menjelaskan, ketika akan check ini tiket kepada petugas ground handling (petugas lapangan ) Wings Air bagasinya yang berisi ole- ole dikenakan tarif yang dirasakannya cukup mahal.

“Maskapai Wings Air ini saya duga mengakali penumpang. Kardus yang berisi ole-ole tersebut sudah ditimbang di Yuna Snack Jalan Air Mangkok Pangkalpinang tak lebih dari 7 kilogram. Eh, kenapa sampai di bandara jadi 8 kilo dengan harga 248 ribu,” tanya D kesal kepada petugas Wings Air.

“Saya ini mengerti soal peraturan bagasi penerbangan. Mulai 1 April 2019 Lion Air group memberlakukan tarif bagasi baru itu saya tahu. Untuk bagasi lebih dari 7 kilogram dikenakan biaya bagasi itu juga saya tahu. Kenapa sampai di bandara kardus ole-ole yang saya beli tak sampai 300 ribu lebih mahal dari tarif bagasi,” ungkapnya.

Sementara itu, petugas Wing Air yang ada di check in tiket tetap ngotot jika kardus yang di bagasi harus bayar sebesar Rp38 ribu perkilonya dikali 8.

“Iya pak perkilonya Rp38 ribu dikali 8 kilo jadi dikenakan bagasi 248 ribu,” kata dua cewek petugas ground handling Wings Air.

Jika dikalkulator Rp38.000×8 : 304 ribu.

” Selain keberatan soal berat bagasi saya juga protes soal hitung-hitungan petugas bandara yang salah. Akhirnya karena gak mau ketinggalan pesawat dengan terpaksa saya bayar,” sesal D.

Lebih jauh D meminta kepada maskapai Wings Air Group di bandara Depati Amir agar lebih profesional menjalankan tugasnya.

” Tolong buat pimpinan Lion Air group agar mengawasi pegawainya jangan merugikan penumpang. Kasian penumpang seperti saya yang jarang pulang ketemu anak istri dan membawa uang sedikit harus dibebankan juga membayar biaya bagasi di masa pandemi Covid-19 susah cari duit,” imbuhnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *