SUNGAILIAT – Pengolahan sagu di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi role model ketahanan pangan nasional. Atas dasar itu, Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) melakukan kunjungan ke PT Bangka Asindo Agri (BAA), Rabu (16/6).
Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas) Laksdya TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos, S.H., M.H didampingi sejumlah Pejabat Tinggi Wantannas diterima secara langsung oleh owner PT BAA Firdiyanto.
Disampaikan Harjo Susmoro, kunjungan ini guna melihat proses pengolahan sagu dari hulu hingga hilir secara langsung. Dewan Ketahanan Nasional mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan gerakan pembinaan ketahanan nasional guna menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia.
“Situasi pangan Indonesia saat ini antara kebutuhan pangan dan produsen tidak seimbang. Oleh karena ini kami mencoba mencari sesuatu untuk nanti dilaporkan ke Presiden,” kata dia.
Diakui Harjo, ada keunikan terutama dalam pengolahan sagu. Diakuinya, Bangka Belitung dengan mayoritas penduduk memakan nasi namun mampu mengolah sagu menjadi makanan.
“Jadi pengembangan sagu di wilayah Bangka Belitung ini menjadi role model untuk ketahanan pangan nasional yang diharapkan dapat menjadi alternatif pangan,” ucapnya.
Lalu apakah sagu dapat menjadi pangan nasional sehingga tidak tergantung dengan beras? Menurut dia tentu akan kita kaji. Bagaimana kita memberdayakan sagu menjadi alternatif pangan di Indonesia.
Ketua Tim Kajian Daerah Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Brigjen Marjani menambahkan, sagu menjadi makanan alternatif daripada beras. Selama ini diakuinya, masyarakat hanya mengenal jagung atau juga beras. Dengan adanya sagu dan dikemas menarik, maka sagu dapat menjadi alternatif.
“Babel pangan bergantung dari luar. Dengan adanya sagu maka menjadi ketahanan pangan,” ujarnya.
Diakui Marjani, edukasi kepada masyarakat sangatlah diperlukan. Masyarakat dapat melakukan hal satu hari tanpa beras dan tidak melulu seolah tidak ada beras tidak bisa makan.
Sementara, owner PT BAA Firdiyanto mengakui kunjungan Dewan Ketahanan Nasional ini menjadi penyemangat untuk terus melakukan inovasi. Diakuinya, proses yang dilakukan pihaknya mencapai hilirisasi produk. Sehingga menarik banyak pihak untuk datang kesini.
“Kita bangga sekaligus bersyukur ya karena banyak pihak mengapresiasi apa yang kita lakukan ini. Produk yang kita buat ini kini sudah menasional bahkan mancanegara,” ucapnya.(Doni)