pemkab muba pemkab muba
Bangka Belitung

Penderita HIV/AIDS di Babel Terus Meningkat, Hingga September 2020 Bertambah 177 Orang

255
×

Penderita HIV/AIDS di Babel Terus Meningkat, Hingga September 2020 Bertambah 177 Orang

Sebarkan artikel ini
IMG-20201204-WA0029
pemkab muba pemkab muba

PANGKALPINANG | Jumlah Penderita HIV/AIDS di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan Babel, tercatat hingga September 2020, pasien yang dinyatakan positif terpapar virus mematikan itu bertambah sebanyak 177 orang.

“Ada penambahan kasus tiap tahunnya, seperti tahun 2018 bertambah 205 orang, dan di tahun 2019 ada 250 orang,” kata Pengelola Program HIV/AIDS Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Babel, Lely Okta Sistika saat dikonfirmasi wartawan di kantor Dinas Kesehatan Babel, Jumat (4/12/2020).

Dia mengungkapkan, jumlah kasus terbanyak pasien positif HIV/AIDS pada triwulan ke III tahun 2020 ini berada di Kabupaten Bangka, yakni 78 orang, kemudian posisi kedua di Kota Pangkalpinang sebanyak 50 orang.

“Selanjutnya, Kabupaten Belitung sebanyak 18 orang, Bangka Barat 14 orang, Bangka Selatan 7 orang, Belitung Timur ada 6 orang, dan Bangka Tengah 4 orang, jadi total kasus per September 2020 berjumlah 177 orang,” urainya.

Lebih lanjut, dia menyebutkan, jumlah pasien positif HIV/AIDS yang rutin mengkonsumsi obat terapi antiretroviral (ARV) sebanyak 806 orang. Obat ini, dijelaskan dia, berfungsi untuk memperlambat pertumbuhan virus tersebut.

“Mereka (pasien HIV/AIDS-red) ini setiap bulan mengambil obat tersebut di pelayanan kita, jadi obat ini harus rutin dikonsumsi oleh pasien, nggak boleh berhenti, dan ketika kita menemukan pasien baru yang positif, langsung diinisiasi untuk terapi ARV,” jelasnya.

“Setelah pasien tersebut mengikuti test dan treat, kemudian langsung diobati, apalagi layanan pengobatannya itu nanti bukan hanya di rumah sakit, tapi kita akan buka layanan di puskesmas-puskesmas disetiap kabupaten/kota, sehingga pasien tersebut tidak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit,” imbuhnya.

Dia menuturkan, kasus penyebaran HIV/AIDS ini kebanyakan melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril. “Kalau anak-anak tertular biasanya dari ibunya yang lagi hamil positif HIV, dan gejala awal virus ini seperti sakit biasa, demam dan diare,” terangnya.

Untuk pasien HIV/AIDS yang meninggal dunia hingga September 2020 ini, diutarakan dia, berjumlah empat orang. “Penyakitnya itu sudah parah seperti, TBC, kalau sariawan itu mulutnya seperti berjamur, kukunya juga berjamur, karena virus ini menyerang imun kita,” tandasnya. (EDI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *