JEPANG I Militer Jepang bersiaga untuk menembak jatuh setiap rudal yang diluncurkan Korea Utara, jika negara pimpinan Kim Jong Un itu melanjutkan niatnya untuk meluncurkan uji coba rudal balistik.
Korea Utara memberitahu lembaga PBB pada Selasa (2/2) bahwa negara itu akan meluncurkan “satelit pengamatan bumi” antara tanggal 8-25 Februari 2016. Korut mengklaim memiliki hak berdaulat untuk melanjutkan program ruang angkasa dengan meluncurkan roket.
Meski demikian, Korea Selatan, Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya menduga memprediksi peluncuran satelit itu sebenarnya adalah uji coba rudal.
“Kami memiliki pertahanan yang siap untuk menangani segala ancaman, tetapi dalam hal ini saya telah menempatkan kapal perusak Aegis [milik] Angkatan Pertahanan Diri dan unit PAC-3 kami untuk waspada dan mengeluarkan perintah untuk menembak jatuh ancaman rudal balistik,” ujar Menteri Pertahanan Jepang, Jenderal Nakatani.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengungkapkan akan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan negara lainnya untuk “menuntut keras” agar Korea Utara menahan diri untuk tidak meluncurkan rudal.
Ketegangan semakin meningkat di Asia Timur sejak uji coba nuklir keempat Korea Utara bulan lalu. Korut mengklaim pihaknya telah menguji coba bom hidrogen.
Peluncuran rudal yang begitu cepat setelah uji coba nuklir semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa Korea Utara berencana menempatkan hulu ledak nuklir pada rudal. Jika Korut dapat melakukan hal ini, maka akan mengancam stabilitas keamanan di kawasan, termasuk Korea Selatan dan Jepang, dan bukan tidak mungkin, Pantai Barat AS.
Terakhir kali Korea Utara meluncurkan roket jarak jauh adalah pada Desember 2012, mengirimkan objek yang diklaim sebagai satelit komunikasi ke orbit.
Korea Selatan menyatakan Korea Utara harus segera membatalkan peluncuran rudal, yang merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
Sejumlah negara khawatir
Sementara China, di bawah tekanan AS untuk menggunakan pengaruhnya untuk mengendalikan Korut yang terisolasi, menyatakan hak Korut untuk melakukan eksplorasi ruang angkasa dibatasi di bawah resolusi PBB.
China merupakan satu-satunya sekutu kuat Korut, meski China tidak menyetujui program nuklir Korut. “Kami sangat khawatir tentang hal ini,” ujar juru bicara Kemenlu China, Lu Kang.
Juru bicara Organisasi Maritim Internasional, mengungkapkan Korea Utara berencana meluncurkan satelit “Kwangmyongsong.”
Korea Utara mengatakan peluncuran itu akan dilakukan di pagi hari di suatu hari selama periode yang sudah ditentukan. Korut juga telah memberitahu koordinat lokasi di mana roket itu akan diluncurkan.
Korea Selatan mengimbau pesawat komersial menghindari terbang di daerah yang mungkin menjadi jalur peluncuran roket selama periode waktu tersebut.
Peluncuran rudal Korut kemungkinan besar akan dilakukan dari stasiun Tongchang-ri Utara dekat perbatasan China.(CNN)