pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Musi Banyuasin

Ketika Periuk Nasi Nenek Hawani Digasak Maling

85
×

Ketika Periuk Nasi Nenek Hawani Digasak Maling

Sebarkan artikel ini
Hiwani
pemkab muba
Ketika Periuk Nasi Nenek Hawani Digasak Maling
Hawani binti Dinun (70) melihat lokasi dapur yang hilangnya periuk nasi berikut nasi yang sudah dimasaknya, Selasa (29/3).

EMPAT LAWANG I Naas nasib Seorang nenek di Desa Aurgading Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang, nenek yang hidup sebatang kara ini harus menahan rasa lapar setelah periuk nasinya digasak maling.

Adalah Hawani binti Dinun (70), yang hidup sebatang kara di rumah yang hanya berukuran 3×4 meter, terpaksa harus menahan lapar setelah pulang dari Pasar Tebing Tinggi, lantaran periuk yang berisi nasi yang dimasaknya sebelum pergi ke pasar digasak maling.

Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, menyebutkan kronologis kejadian berawal dari Hawani yang saat itu hendak berangkat ke pasar Tebing Tinggi, untuk menjual buah Pinang (Bangka). Sebelum berangkat ke pasar, seperti biasa Hawani memasak nasi terlebih dahulu. Setelah memastiakan kondisi nasi sudah matang di tungku dapur miliknya, Hawani pun akhirnya berangkat ke pasar menjual buah pinang miliknya untuk sekedar membeli sekilo beras.

“Saat pulang, salah seorang tetangga memberitahu jika pintu dapur terbuka. Akupun langsung membuka rumah dari depan dan benar pintu dapur kondisinya sudah terbuka dan mendapati periuk yang berisi nasi sudah hilang. Aku tidak tahu apakah periukku dicuri oleh anjing atau manusia, yang jelas periuk satu-satunya milikku itu sudah hilang,” ungkap Hawani.

Diceritakannya, sebelum pergi ke pasar Dia sudah memastikan pintu dapur sudah dipalang dengan bilah (terkunci), sementara beras yang dimasaknya ini sebanyak satu liter. “Pikir aku pulang dari pasar bisa langsung makan. Namun kenyataannya lain, periuk aku berikut isinya sudah hilang. Terpaksa nahan lapar, syukur tetangga ada yang memberikan nasi ketika mengetahui periuk nasi aku hilang,” ungkap nenek-nenek yang mengaku sudah lama ditinggalkan suaminya meninggal.

Dikatakannya, selain periuk berikut satu liter nasi di dalam periuk itu, tidak ada lagi yang hilang. Dia mengaku sudah dibantu oleh tetangga sekitar dengan meminjamkan periuk dan memberikan satu kilogram beras untuk dimasak.

Sementara Tabrani (45) yang merupakan tetangga korban menyesalkan adanya kejadian ini. Dia menyebut jika ini adalah imbas dari kondisi perekonomian yang saat ini diakuinya sangat sulit.

“Ini mungkin imbas ekonomi sulit saat ini. Harga karet murah dan kopi belum panen. Sehingga periuk nasipun dimaling orang. Juga yang lebih sangat saya sesalkan, kok tega orang mencuri, maaf ya, nenek-nenek miskin seperti itu,” sesalnya.

Disampaikanya, jika Hawani tinggal di desa ini kondisinya sebatang kara. Anak-anaknya tinggal di kota lain sementara suaminya sudah lama meninggal. Karena itu dia berharap pemerintah kabupaten (Pemkab) Empat Lawang, dapat memperhatikian kondisi Hawani yang memang memerlukan uluran tangan tersebut.

“Sudah susah, disusahi lagi. Kalau boleh saya bilang, malingnya yang tidak punya otak alias tidak punya akal, mencuri milik orang yang dari kasat mata saja sudah susah seperti itu,” imbuhnya.

Terpisah Kepala Desa Aur Gading Kecamatan Tebing Tinggi, Iskandar saat dikonfirmasi mengaku belum mendapat laporan tentang kejadian ini. Namun setelah mendapat penjelasan dari salah seorang warga, dia mengaku akan segera menanggulangi kejadian ini dengan mengganti semua kerugian yang dialami oleh warganya yang tergolong miskin ini.

“Pelakunya mungkin tergolong anak-anak. Sebab kalau orang dewasa pastilah barang lain turut dicuri, inikan hanya periuk berikut isinya. Agak malu juga kalau disebarluaskan ceritanya. Ya nanti akan saya ganti dengan periuk baru,” janjinya.

Diungkapkannya, pada dasarnya Hawani bukanlah warga Desa Aur Gading. Dia sebelumnya tinggal di desa yang bertetangga dengan Desa Aur Gading. Namun karena Hawani tinggal di wilayah desanya, Iskandar mengaku sudah mengupayakan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Desa Aur Gading, agar pihak desa dapat mengajukan bantuan untuk Hawani.

“Baru satu minggu ini saya urus penerbitan KTP dan KK milik Hawani. Ini saya upayakan agar Hawani segera dapat bantuan pemerintah seperti Raskin, KIS atau sejenisnya,” jelas Iskandar. (ridi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *