EMPAT LAWANG I Hama babi masih menjadi momok menakutkan bagi petani di Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati. Parahnya lagi, hewan yang juga disebut dengan nama “celeng” ini pun tak pandang bulu mengundul ladang tanaman petani. Buktinya, 7 hektar tanaman ubi racun pun ludes diembat binatang yang memiliki moncong panjang dan berhidung lemper tersebut.
“Tujuh hektar tanaman ubi racun milik Saya habis dimakan babi tanpa ada sedikit pun tersisa,” kata Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DPK3) Kabupaten Empat Lawang, Rudianto, baru-baru ini.
Padahal, kata Rudianto, komoditi ubi kayu cukup menjanjikan dalam dunia pertanian. “Ubi kayu sudah banyak ditanam para petani, harganya cocok, dan panennya pun dibawah satu tahun,” sebutnya
Disisi lain, ternyata upaya pemerintah Kabupaten Empat Lawang untuk membasmi hama babi sudah dilakukan. Belakangan terakhir diketahui, pemerintah memberikan reward (hadiah,red) bagi siapa pun yang berhasil memburu babi.
“Satu ekor babi kita hargai Rp 25 Ribu,” ujar Kepala Dishutbuntamben Empat Lawang, Susyanto Tunut, saat pemaparan pada Rapat Banggar bersama SKP terkait dalam pembahasan RAPBD 2017, di gedung dewan, lusa kemarin
Hanya saja, lanjut Dia, program tersebut nampaknya belum menarik perhatian, lantaran hadiah yang diberikan belum menggiurkan.
“Disejumlah kabupaten tetangga pemerintahnya memberikan hadiah cukup tinggi ada yg mencapai Rp 75 Ribu perekor,” akunya
Karenanya, Lanjut Dia, tahun depan Dirinya berharap program ini tetap berjalan dan pemberian reward bagi pemburu babi dinaikan.
“Mewujudkan ini sudah barang tentu butuh suport legislatif. Program ini cukup efektif untuk membasmi hama babi yang menjadi musuh utama petani. Terlebih efek lainnya membantu pendapatan masyarakat,” tandasnya
Terpisah, Koordinator ICW4L, Adyasco Herwindo, menuturkan, program pemerintah ini dinilai memberikan dampak yang amat positif bagi masyarakat
“Banyak keuntungan didapat, hama babi berkurang, ladang petani aman, juga bernilai ekonomis. Terlebih, tindak kriminal diprediksi bakal menyusut, masyarakat punya aktifitas lebih, para begal dulunya membegal manusia kini berubah membegal babi,” tandas Windo seraya menyebut penyebab tindak kriminal tinggi lantaran masalah ekonomi dan banyaknya pengangguran kelas berat.
Disarankan Windo, agar pemerintah lebih memberikan hadiah yang lebih fantastis ke pada pemburu babi.
“Bila perlu hadiahnya melebihi dari kabupaten lain, sudah pasti masyarakat tergiur. Kemudian dipublikasikan ke banyak media agar program ini membooming,” pungkasnya (ridi)