LOMBOK – BRI terus konsisten memberikan dukungan bagi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Salah satunya, melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli, BRI memberdayakan dengan memberikan bantuan homestay kepada Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Keberadaan homestay tersebut terbukti berdampak positif menggerakkan perekonomian desa sekaligus mendorong peningkatan kapabilitas warga di bidang manajemen dan usaha homestay.
Alus Marendeng, Kepala Seksi Pelayanan Desa Kuta mengatakan bahwa terdapat 4 (empat) unit homestay yang dikelola oleh Desa Pujut, lengkap dengan sarana dan prasarana penunjang homestay, serta sumur bor untuk mendukung kebutuhan air di lokasi tersebut.
“Alhamdulillah setelah serah terima 4 (empat) unit homestay dari BRI, homestay ini sangat membantu kami karena menjadi pendapatan desa. Kami juga dapat memberdayakan warga, memberikan pekerjaan, juga belajar cara mengelola, pemasaran, hingga pencatatan,” tutur Alus.
Alus mengungkapkan Desa Kuta selalu kedatangan tamu turis yang menginap dan turut menggerakan ekonomi lokal. Desa Kuta bahkan menjadi inspirasi bagi desa-desa di sekitarnya untuk turut mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi desa wisata, melalui langkah menjaring kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengembangan homestay desa.
“Desa-desa lain ingin meniru bagaimana Desa Kuta yang sekarang mempunyai homestay. Mereka ingin mencontoh, ingin membangun atau membuat usaha atau bisnis desa,” katanya.
Saat ini, tingkat okupansi homestay BRI Kuta sejak dibuka pada akhir Juni lalu hampir selalu menyentuh 100%.
“Alhamdulillah tidak pernah sepi sejak kita buka sampai saat ini. Selalu penuh. Bahkan ada yang sudah booked untuk tahun depan. Seperti ketika Lombok menjadi tuan rumah penyelenggaraan ajang balap MotoGP Mandalika 2023, sudah ada sekitar 30-an yang datang langsung untuk booking, tapi tidak bisa kita terima karena sudah full,” kata Alus.
Pihaknya menjelaskan bahwa rata-rata tamu yang menginap di homestay desa tersebut merupakan turis yang datang untuk mengeksplor pariwisata di kawasan Lombok dan sekitarnya dengan masa menginap panjang (longstay).
“Banyak turis asing yang biasanya menyewa mingguan atau longstay. Ada yang sekitar 2–3 minggu. Semoga kedepannya kami bisa mengembangkan lagi karena selain permintaan yang tinggi, kami juga masih memiliki ketersediaan lahan yang cukup,” imbuhnya.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa kehadiran homestay BRI merupakan dukungan BRI sebagai Badan usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata di daerah Lombok mengingat Mandalika menjadi salah satu destinasi pariwisata super prioritas di tanah air.
“Semoga homestay yang dibangun bisa dijaga dan terus dikelola dengan baik sehingga bisa membantu mendorong perekonomian Desa Kuta,” ungkapnya.
Seperti diketahui, pemerintah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata Mandalika di Lombok Tengah menjadi destinasi baru bagi wisatawan mancanegara dan domestik. Potensi alam pesisir KEK Mandalika yaitu Pantai Kuta, Pantai Serenting, Tanjung Aan, Pantai Kelieuw, dan Pantai Gerupuk, memiliki pesona keindahan bentang pantai yang elok dan mempesona. (*)