Berita Daerah

Dewan OKI, Kecam Kelakukan PNS Pengonsumsi Sabu

72
sabu
Tiga PNS RSUD pengonsumsi sabu di saat diamankan di Mapolsek Kayuagung.

KAYUAGUNG I Di tengah genderang perang terhadap penyalahgunaan narkoba yang dikumandangkan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Pemkab OKI), ternyata dinodai sendiri oleh oknum pegawai negeri sipil dan honorer selaku bagian dari pemerintahan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dalam beberapa pekan ini, sedikitnya ada lima oknum PNS dan sejumlah oknum pegawai honorer dari instansi yang berbeda yaitu Dinas Kesehatan, Dinas PU BM dan yang terakhir dari RSUD Kayuagung yang telah kedapatan mengonsumsi narkoba jenis sabu. Padahal sebelumnya, Pemkab OKI melalui Badan Narkotika Kabupaten (BNK) setempat telah melakukan berbagai cara seperti melaksanakan test urine kepada seluruh pegawai di instansi pemerintahan yang ada di ruang lingkup pemkab setempat, baik yang berstatus PNS maupun honorer.

Kendati begitu, ternyata apa yang telah dilakukan pemerintah tidak menjadi penghalang bagi sejumlah oknum PNS dan honorer untuk terus mencoba mengonsumsi narkoba jenis sabu.

Mendapati hal ini, tentu saja banyak muncul kecaman dan menjadi topik pembicaraan dari berbagai kalangan serta menimbulkan image negatif bagi instansi yang bersangkutan, terlebih lagi jika instansi itu merupakan pusat pelayanan publik misalnya RSUD Kayuagung. Padahal hanya segelintir oknum yang telah melakukan perbuatan memalukan tersebut.

Seperti diketahui, bahwa di rumah sakit ini telah terjadi penangkapan terhadap 8 oknum pegawai RSUD Kayuagung oleh jajaran Polsekta Kayuagung yang tiga diantaranya saat tengah asyik mengkonsumsi sabu dan lima orang lainnya bermain judi song yang kesemua dilakukan di gedung instalasi sarana dan prasarana (wokrshop) RSUD Kayuagung, Rabu (24/8/2016) pukul 15.00 WIB.

Menanggapi hal tersebut berbagai kalangan sangat menyayangkan dan prihatin. Seperti diungkapkan oleh Abdul Hamid,SH anggota DPRD OKI dari partai Gerindra, Kamis (25/8/2016). “Yang jelas sangat miris melihat rumah sakit yang seharusnya tempat masyarakat berobat tapi malah dijadikan tempat pesta sabu-sabu dan perjudian, ditambah hal buruk ini dilakukan oleh oknum-oknum rumah sakit itu sendiri,” ungkapnya.

Maka, kata dia, sebagai anggota DPRD OKI kami menekankan harus diadakan pengawasan yang ekstra dari pimpinan rumah sakit terhadap para pegawainya dan untuk perekrutan pegawai-pegawai honorer harus lebih teliti lagi kedepannya.

Selain itu, masih kata dia, kami (DPRD) sangat mengapresiasi pihak kepolisian karena telah cepat tanggap dalam memberantas penyakit yang merusak generasi muda bangsa ini. (Romi Maradona)

Exit mobile version