Himpunan Mahasiswa Muara Enim Serasan Sekundang (HIMA ME SS) sukses menggelar Musyawarah Besar (Mubes) di Komplek Rumah Adat Muara Enim, Dekranasda Jakabaring Palembang, pada 14-15 Desember 2024. Acara ini dihadiri oleh 56 peserta, yang terdiri dari 54 anggota penuh dan 2 anggota peninjau.
Mengusung tema “Mewujudkan Regenerasi Pemimpin yang Berintegritas Lewat Aksi Nyata yang Berkontribusi Bersama dalam Organisasi”, Mubes kali ini berfokus pada berbagai agenda penting, termasuk pemilihan Ketua Umum HIMA ME SS.
Dalam proses pemilihan yang berjalan demokratis, Wahyudin Abdullah terpilih sebagai Ketua Umum HIMA ME SS untuk periode 2024-2026. Wahyudin memperoleh 41 suara, mengungguli kandidat lainnya.
Dalam pidato perdananya, Wahyudin mengungkapkan rasa syukur dan tanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
“Saya sangat berterima kasih kepada seluruh kawan-kawan yang telah mempercayakan saya memimpin HIMA ME SS untuk periode berikutnya. Ini adalah tanggung jawab besar yang akan saya emban dengan komitmen penuh untuk melanjutkan program-program yang telah berjalan serta meningkatkan kinerja organisasi agar lebih optimal,” ujarnya.
Wahyudin menunjuk Rohman sebagai Wakil Ketua Umum, Irvan Hakim sebagai Sekretaris Umum, dan Erich Chandra sebagai Bendahara Umum.
“Kepemimpinan baru ini diharapkan mampu membawa organisasi semakin maju, khususnya dalam bidang sosial, pendidikan, dan kepemudaan,” tegasnya.
Ketua Umum sebelumnya, Abadi Bregi Sandoria, S.H., turut hadir dalam Mubes tersebut bersama sejumlah tokoh penting lainnya yang berperan dalam kesuksesan acara.
Selain pemilihan Ketua Umum, Mubes juga membahas beberapa agenda strategis untuk memperkuat organisasi, di antaranya peningkatan program sosial, pendidikan, dan kepemudaan, penguatan struktur organisasi, serta kontribusi aktif anggota dalam menjalankan amanah organisasi.
Dengan berakhirnya Mubes 2024, HIMA ME SS diharapkan dapat terus berkembang di bawah kepemimpinan Wahyudin Abdullah, sekaligus mempertahankan nilai-nilai persatuan dan asas kekeluargaan yang telah menjadi tradisi organisasi.