pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Ekonomi & Bisnis

Derita Tahun Baru Para Petani Karet di Kabupaten PALI

94
×

Derita Tahun Baru Para Petani Karet di Kabupaten PALI

Sebarkan artikel ini
pemkab muba
Derita Tahun Baru Para Petani Karet di Kabupaten PALI
Fhoto : Aras

PALI I Bagi sebagian orang pergantian tahun merupakan moment yang menyenangkan. Namun, tidak demikian dengan para petani karet di Kabupaten PALI, Sumatera Selatan. Meskipun tahun telah berganti harga komoditas karet tak kunjung naik, penderitaan para petani karet ini kian terasa dengan naiknya harga bahan pokok yang tidak terbendung hingga awal tahun 2016.

Komoditi andalan sebagian besar masyarakat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan meningkat, dan disebagian wilayah malah bertambah anjlok.

Dari pantauan di Kios-kios pengepol getah Desa Jerambah Besi, harga hasil dari pohon karet tersebut menembus angka terendah, yakni Rp 3500 per kilogramnya, tentu hal ini membuat para petani semakin menjerit.

Seperti yang diutarakan Ujang (50) salah satu petani karet asal Desa Jerambah Kesi Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI, mengatkan kondisi sekarang ini ibarat makan buah simalakama bagi para petani karet.

“Serba bingung sekarang ini dek, bagaimana tidak, kalau tidak disadap pohon karet kami tentu kami tidak makan, di sadap dapat capeknya bae dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih kurang, karena harganya tak kunjung naik,malah tambah turun,” keluhnya, Minggu (3/1/2015).

Masih kata Ujang, bahwa kesulitan petani karet seperti dirinya kian bertambah dimana harga kebutuhan sehari-hari makin melambung sementara penghasilannya semakin menurun. “Kalau sebanding tidak jadi soal, tapi ini terbalik, harga getah murah sementara bahan pokok tambah mahal,” tambahnya.

Keluhan serupa dikatakan Mustopa (25) petani lainnya, bahwa kalau hanya mengandalkan hasil sadapannya tidak bakal cukup menutupi kebutuhan hidupnya, karena dirinya dalam satu minggu paling hanya bisa mendapatkan 30 kilogram getah.

“Setelah nyadap karet aku langsung kerja ikut mencari kayu kasau kehutan untuk dijual, lumayanlah bisa menambah penghasilan, karena kalau hanya dari hasil getah, paling cukup beli beras saja,” ucapnya

Mustopa berharap di tahun ini harga getah bisa berubah dan bisa meningkat, serta peran Pemerintah sangat diharapkan untuk mendongkrak harga komoditi yang menjadi andalannya.

“Sudah lama harga getah tak kunjung naik, namun Aku berharap tahun 2016 ini bisa berubah, apalagi kedepan PALI sudah ada Bupati baru, tentu kita petani karet menginginkan peran Pemerintah untuk mencari solusi agar harga getah bisa meningkat,” harapnya.

Sementara itu, Apri (35) salahsatu pembeli getah menjelaskan bahwa harga beli belum meningkat dikarenakan dirinya mengikuti harga pasaran pabrik getah.

“Sebenarnya harga getah berpariasi tergantung tingkat kadar airnya, saya beli antara 3.500 sampai 6.000 rupiah untuk minggu ini, karena saya harus mengikuti harga di pabrik,dan saya juga berharap tahun ini ada perubahan,karena saya juga sama ,selain membeli getah dari petani punya kebun karet juga.” Pungkasnya. (Aras)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *