pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Berita Daerah

Bocah DBD Meninggal di RSUD Kayuagung

47
×

Bocah DBD Meninggal di RSUD Kayuagung

Sebarkan artikel ini
pemkab muba
Bocah DBD Meninggal di RSUD Kayuagung
ilustrasi

KAYUAGUNG I Tama Atmajaya, bocah berusia 4 tahun yang merupakan warga Desa Pampangan, Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Selasa (12/4/2016) sore sekitar pukul 14.35 WIB, meninggal dunia di RSUD Kayuagung akibat menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD), walaupun pasien ini sempat menjalani perawatan intensif selama 3 jam.

Informasi yang dihimpun, bocah malang ini dibawa oleh ibunya bernama Susana ke Puskesmas Pampangan pada Senin (11/4) malam sekitar pukul 19.30 WIB dan rawat inap di puskesmas tersebut. Namun pagi harinya, melihat keadaan pasien yang kurang baik, pihak Puskesmas merujuknya ke RSUD Kayuagung dan masuk ruang UGD sekitar pukul 11.30 WIB.

Selanjutnya, pasien langsung ditangani dr Mirna selaku dokter spesialis anak di ruang rawat inap anak RSUD Kayuagung. Upaya maksimal pun dilakukan pihak Rumah Sakit dengan memberikan infus pada pasien. Namun naas, setelah menjalani perawatan intensif selama hampir 3 jam, akhirnya pasien ini menghembuskan nafas terakhirnya.

“Memang pasien bernama Tama Atmajaya, merupakan rujukan dari Puskesmas Pampangan. Namun meninggalnya di Rumah Sakit Kayuagung. Saat datang ke puskesmas memang kondisinya sudah agak gawat, sehingga kami rujuk ke RSUD Kayuagung,” ujar Kepala Puskesmas Pampangan, Kartubi Rabu (13/4)kemarin.

Menurutnya, pasien ini datang ke Puskesmas Pampangan pada Senin (11/4) sekitar pukul 19.30 WIB, pagi harinya atau Selasa (12/4) langsung dirujuk ke RSUD Kayuagung. “Hasil pemeriksaan kami memang pasien ini suspect DBD, artinya ada gejala penyakit demam berdarah. Namun kami tidak tahu dia meninggal itu apakah benar akibat DBD, karena harus menjalani uji lab, pihak RSUD Kayuagung yang lebih paham,” terangnya.

Dikatakannya, selama Maret 2016, ada 11 orang pasien yang dirawat dengan indikasi suspect DBD. “Setiap pasien ini memang ada indikasi DBD. Namun kami tidak bisa menyimpulkan apakah itu memang penyakit DBD. Selama ini belum ada yang kondisinya seburuk pasien Tama, setelah kita rawat bisa pulang,” tukasnya.

Terpisah, Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Kayuagung, Fuad membenarkan adanya pasien yang meninggal akibat penyakit DBD. “Pasein Tama ini saat masuk UGD memang kondisi sudah cukup buruk. Saat kita rawat di Sal Anak, dr Mirna langsung memberikan upaya maksimal, pasien juga diberi infus. Bahkan, dokter yang menangangani juga mempunyai firasat buruk, sehingga sempat meminta pihak keluarga agar tetap mendampingi pasien,” bebernya seraya menuturkan, korban Tama Atmajaya ini diperkirakan sudah lama terindikasi DBD, namun terlambat dibawa ke rumah sakit.

Hal senada diungkapkan dr Dedi Sumantri selaku Direktur RSUD Kayuagung. Menurutnya, upaya pihak rumah sakit sudah cukup maksimal, namun memang takdir berkata lain. “Kondisi pasien saat masuk UGD RSUD Kayuagung memang sudah sangat lemah. Menurut informasi warga disana, pasien Tama ini sudah sejak Minggu (10/4) malam dirawat di Puskesmas Pampangan, tapi baru masuk UGD pada Selasa (12/4) pukul 11.30 WIB. Jadi memang terlambat, sehingga masa kritis penyakit DBD ini tidak bisa kita atasi,” pungkasnya.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKI, HM Lubis MKes melalui Kabid P2PL, Ubaidilah SKm mengaku belum mendapatkan laporan terkait adanya warga Pampangan yang meninggal akibat DBD. “Kita belum tau informasinya, karena beberapa bulan terakhir ini tidak terjadi gejolak. Tapi kami akan segera turun ke lapangan untuk menghindari penyebaran wabah DBD disana,” tandasnya. (Romi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *