KAYUAGUNG I Tenaga Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel) terutama bidan desa masih sangat minim. Hingga saat ini jumlah bidan yang ada di OKI, belum ideal jika dibandingkan jumlah penduduk dan luas wilayah yang ada. Utamanya di wilayah pesisir, masih sangat kekurangan bidan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten OKI, H. M. Lubis mengungkapkan, saat ini jumlah bidan Desa di OKI sebanyak kurang lebih 250 orang, sementara jumlah penduduk OKI sebanyak kurang lebih 800 ribu jiwa.
“Idealnya, seorang bidan Desa melayani 1.000 penduduk. Dengan jumlah bidan desa yang ada saat ini, satu bidan melayani 3-5 ribu penduduk. Artinya, jumlah bidan desa kita belum ideal,” kata Lubis, Senin (28/12/2015).
Dijelaskan, wilayah yang masih sangat minim tenaga bidan Desa yakni wilayah Pesisir.
“Kesulitan kita menempatkan bidan Desa di wilayah perairan atau wilayah pesisir, karena wilayahnya jauh, sehingga susah menempatkan bidan desa disana, kecuali tenaga bidan memang warga setempat. Untuk mencari tenaga bidan yang benar-benar warga setempat ini kita sulit, sementara kalau kita tempatkan bidan dari luar, kebanyakan bidan tersebut tidak mau karena lokasinya sangat jauh,” terangnya.
Dilanjutkan, meski dalam keadaan kekurangan tenaga bidan, Dinkes tetap berupaya agar pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tetap maksimal.
“Untuk menutupi kekurangan itu, kita upayakan menempatkan bidan PTT dari anggaran pemerintah Provinsi Sumsel. Kemudian kita tambah bidan TKS yang sudah kita seleksi kopetensinya, untuk ditempatkan di Desa yang belum ada bidannya,” ujarnya.
Bukan hanya kekurangan bidan Desa, Kabupaten OKI juga kekurangan tenaga dokter. Jumlah dokter di Kabupaten OKI yang bertugas di setiap Puskesmas sebanyak 34 orang dokter, terdiri dari 26 dokter umum dan delapan dokter gigi.
“Keberadaan dokter yang bertugas di Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di pedesaan. Tentunya, hal ini untuk mendukung program pembangunan Kabupaten OKI yang dimulai dari Desa. Dengan adanya penduduk yang sehat membuat pembangunan lebih mudah,” ujarnya lagi.
Untuk memenuhi kekosongan tenaga dokter di puskesmas, pihaknya terus melakukan penerimaan tenaga dokter yang diangkat jadi PNS.
“Dari penerimaan tahun lalu, kita menerima tiga orang dokter untuk ditempatkan di puskesmas yang belum ada dokternya. Mereka tinggal dilantik saja, tinggal dua puskesmas lagi yang belum ada dokternya,” ungkapnya.
Wakil Bupati OKI, M. Rifai menambahkan, Program Pemerintah sekarang ini ialah pembangunan yang dimulai dari Desa. Pun kesehatan, harus dibangun dari Desa dengan menyiapkan satu Desa satu pos kesehatan, satu bidan dan perawat.
“Dengan kekurangan ini kita berharap pelayanan terhadap masyarkat tetap maksimal. Setiap tahun telah diupayakan untuk penambahan tenaga dokter dan tenaga medis lainnya,” tambahnya. (Romi Maradona)