pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Berita Daerah

Abrasi, Ancam Lahan Pertanian Warga di OKU

68
×

Abrasi, Ancam Lahan Pertanian Warga di OKU

Sebarkan artikel ini
Abrasi
pemkab muba
Abrasi, Ancam Lahan Pertanian Warga di OKU
Abrasi yang terjadi di bantar sungai Ogan di sejumlah wilayah kabupaten OKU menjadi ancaman bagi lahan pertanian warga. Fhoto : Deni A Syaputra

BATURAJA I Abrasi pada bantar sungai Ogan di sejumlah wilayah di kabupaten OKU manjadi keluhan masyarakat, terlebih abrasi yang mengikis tepi sungai yang merupakan areal pertanian masyarakat.

Di Kecamatan Pengandonan, abrasi yang terjadi di bantar sungai Ogan mengancam sejumlah areal perkebunan warga. Bahkan sejumlah pasilitas Umum seperti jalan setapak pun rusak akibat abrasi aliran sungai Ogan.

Kepala desa Gunung Kuripan Kecamatan Pengandonan Zirul Amili saat dibincangi wartawan Portal ini menyatakan, sepanjang lebih dari 300 meter abrasi sungai ogan mengancam areal perebunan warga. Mulai dari perkebunan Karet, Duku hingga perkebunan Jati.

“Dulu banyak persawahan pertani yang sudah digerus air sungai ogan karena berbatasan langsung dan tidak ada penyangga tanah,” katanya.

Menurutnya, abrasi ini sudah berlangsung cukup lama, bahkan sejak beberapa tahun terakhir. Selama musim hujan ini, lnjutnya, dalan 2 bulan sekiat 30 meter lebih bibir tebing yang berbatasan langsung dengan sungai ogan telah tergerus.

Bahkan, jalan setapak untuk usaha tani yang dibangun dengan dana desa pun ikut tergerus, dan kini kondisinya mulai menggantung diatas aliran sungai, sementara sebagian lagi sudah putus.

“Jarak dari jalan setapak dengan sungai ini cukup jauh sekitar 30 meter, saat ini jalan setapak ini sebagian sudah putus terkikis aliran sungai,” teraknya.

Selain pasilitas umum yang terkena dampak abrasi aliran sungai, sejumlah perkebunan petani pun menjadi ‘tumbal’ abrasi aliran sungai tersebut.

“Ada warga yang punya kebun karen di pinggir sungai itu sekarang tinggal puluhan batang, sisanya hanyut tergerus sungai ogan,” tuturnya.

“Kalau ditanya diusulkan tidak ya diusulkan, karena ini hajat hidup masyarakat.” tuturnya kemudian.

Sebelumnya tak jauh dari lokasi tersebut sempat dibangun bronjong yang menyangga areal persawahan yang berbatasan langsung dengan bibit sungai. Kondisi di sekitar bronjong tersebut sudah mulai stabil. Namun dibagian hilir, abrasi pun menggerus bibir tebing. (deni a saputra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *