lensaberitasumsel.com – OKU TIMUR- Purwanto (23) menunduk lemas di balik jeruji Mapolsek Belitang 1. Mukanya lebam. Bibirnya biru menebal. Mengenakan jersey bola negara Brazil tanpa lengan, tersangka penjambretan pada Kamis pagi lusa (28/5) di desa Sukosari, Belitang ini mengaku menyesal dan siap menanggung hukuman setimpal. Rekannya menjambret, Ihsan (19) meninggal pada malam hari ketika mereka tertangkap. Sempat ditangani di RSUD OKU TIMUR desa Tulus Ayu, Belitang Madang Raya, kedua pemuda ini babak belur diamuk massa atas kejahatan yang mereka lakukan.
“ Menyesal sekali. Sumpah, saya siap menanggung hukumannya. Mau berapa lamapun saya siap menjalani, ” ujarnya dengan suara parau saat ditemui di Mapolsek Belitang, kemarin, Sabtu siang (30/5).
Seraya berkali-kali bersumpah, Purwanto menuturkan, awalnya dirinya dan Almarhum Ihsan hendak berniat jalan-jalan di pagi hari itu. Keduanya kawan lama. Di hari mereka menjambret, Purwanto baru dua hari tiba di OKU TIMUR. Sejak umur 14 tahun ia merantau ke Pulau Bangka untuk bekerja di tambang timah. Alasan ia mudik untuk menyambut puasa dan menghadiri hajat nikah sepupunya.
Bermodal niat jalan-jalan akibat lama di rantau, dua pemuda warga desa Harjomulyo , Madang Suku 1, naik motor berboncengan. Ihsan di posisi joki. Dua kawan lama ini mengarah ke BK 9. “Nah pas di jalan dekat sukosari, tiba-tiba dia (Ihsan) ngomong.. liat ada mangsa, sambil nunjuk ke tas yang dibawa ibu-ibu itu,” kenang pemuda tamatan SD ini.
Tanpa meminta persetujuannya, lanjut Purwanto, Ihsan yang tergoda melihat tas itu segera melakukan eksekusi. Sambil mengendalikan motor, Ihsan segera merampas tas tangan milik Jumila (51) warga Tulus Ayu yang sedang membonceng Herlina. Tas berisi uang Rp.500 ribu itu diletakkan di sela pijakan motor. “Abis ngomong cak itu, langsung dirampasnya tas. Terus ngebut, Aku malah sempat kaget,” sambung Purwanto membela diri.
Berniat kabur membawa jarahan. Sekaligus takut dikejar massa. Dalam kecepatan tinggi, motor hilang kendali. Kedua penjambret ini terpental, sontak massa kompak menjadikan keduanya samsak. Purwanto mengaku tak ingat berapa lama ia digebuk massa. “Tiba-tiba stang motor goyang, terus kami jatuh. Terus digebukin. Sumpah aku nyesal. Dak ado aku rencana nak maling. Niat aku balik untuk nyambut puaso bareng keluargo. Sambil hadir di nikah adek sepupu. Abis lebaran rencananya balik lagi ke Bangka. Dak nyangko malah begini,” tandasnya.
Dalam situasi tersebut aparat Polsek Belitang gerak cepat mengamankan kedua pemuda ini. Setelah mendapat informasi Polisi segera menuju TKP. “Mendengar ada informasi penjambretan, Polisi langsung ke TKP untuk menyelamatkan pelaku dari amuk massa,” ujar Kapolsek, AKP Mardi Nursal.
Satu dari pelaku penjambretan dinyatakan meninggal pada malam hari usai mereka ditangkap aparat meski sempat mendapat penanganan medis di IGD RSUD OKU TIMUR. “Jenazah ihsan sudah diserahkan ke pihak keluarga. Selain itu, kami dari kepolisian juga menghimbau agar masyarakat dapat lebih waspada menjaga barang berharga. Karena tindakan kriminal dapat terjadi karena ada kesempatan,” kata Kapolsek Belitang seraya menghimbau.(03-OT)