pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Ekonomi & Bisnis

Wujudkan Bantaeng Membaca, Empat Lembaga Disinergikan

61
×

Wujudkan Bantaeng Membaca, Empat Lembaga Disinergikan

Sebarkan artikel ini
Bantaeng
pemkab muba

BANTAENG I Guna mewujudkan Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan sebagai Kota Literasi pemerintah setempat mensinergikan empat lembaga saling bahu membahu mewujudkan program tersebut.

Ke empat lembaga tersebut adalah Dinas Pendidikan dan Olahraga, Kemenag, Perpustakaan Daaerah dan Bappeda Kabupaten Bantaeng. “Bantaeng Membaca” merupakan branding program yang akan dipakai dalam rangka mewujudkan tekad tersebut.

Kepala Bappeda Bantaeng, Prof. Dr. Syamsu Alam, menyatakan  empat lembaga tersebut akan bekerja bersama-sama agar program Bantaeng Membaca menjadi sinergis dan terwujud di lapangan. “Kita akan membagi dua zona, yaitu zona sekolah dan zona luar sekolah. Zona sekolah akan ditangani oleh Dikpora dan Kemenag, zona luar sekolah akan ditangani oleh Perpusda. Bappeda akan terlibat dalam perencanaan dan penganggarannya,” ujarnya disela-sela diskusi Program Buku Bacaan Berjenjang di Aula Kemenag Kabupaten Bantaeng (15/1/2016)

Wujudkan Bantaeng Membaca, Empat Lembaga Disinergikan
Jamaruddin Koordinator provinsi USAID PRIORITAS diapit oleh Abdul Wahab MSi Sekda Bantaeng, dan Hamsah Technical Coordinator Buku Bacaan Berjenjang saat workshop buku bacaan berjenjang di Aula Kemenag Bantaeng. Fhoto : Mustajib

Kabid Dikdas Dikpora Bantaeng, M. Haris mengatakan empat lembaga ini rencananya akan melakukan penandatanganan MoU kerjasama tersebut.  “Dengan adanya MoU akan memperkuat koordinasi, fungsi dan peran masing-masing pihak,” ujarnya.

Isi MoU sendiri bila sudah disepakati lebih lanjut akan dijadikan  materi peraturan bupati sehingga gerakan Bantaeng Membaca punya landasan hukum yang kuat.

“Dalam waktu dekat USAID PRIORITAS akan diajak untuk berdiskusi membahas rencana itu dengan keempat lembaga tersebut,” ujar Hamsah, Technical Coordinator Buku Bacaan Berjenjang USAID PRIORITAS Sulsel.

Sekretaris Daerah Bantaeng, Abdul Wahab, SE, MSi dalam sambutan awal diskusi Program Buku Bacaan Berjenjang menegaskan diperlukan terobosan-terobosan inovatif agar masyarakat mau membaca di tengah gempuran teknologi.  “Selain inovatif, bagaimanapun juga, programnya harus realistis dan aplikatif,”tegasnya.

Berbagai penelitian menunjukkan literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah.  Penelitian PISA tahun 2012 menempatkan posisi membaca siswa Indonesia di urutan ke 57 dari 65 negara yang diteliti. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan tak ada satu pun siswa di Indonesia yang meraih nilai literasi tingkat kelima, hanya 0,4 persen siswa yang memiliki kemampuan literasi tingkat empat, selebihnya di bawah tingkat tiga, bahkan di bawah tingkat satu.

“Diperlukan kemauan kuat dari pemegang kekuasaan untuk meningkatkan ketrampilan literasi di tengah masyarakat, salah satunya lewat program budaya baca. Kalau suatu daerah ingin maju, masyarakatnya harus ditumbuhkan minat bacanya,” ujar Hamsah. (Mustajib/USAID Prioritas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *