pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Bangka Belitung

Wali Murid Keluhkan Banyak Tugas Sekolah, Begini Kata Anggota DPRD Babel

41
×

Wali Murid Keluhkan Banyak Tugas Sekolah, Begini Kata Anggota DPRD Babel

Sebarkan artikel ini
IMG-20201102-WA0039
pemkab muba

PANGKAL PINANG – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Dody Kusdian menerima keluhan yang disampaikan oleh para wali murid terkait banyaknya tugas sekolah yang diberikan oleh guru selama kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui sistem daring.

“Salah satu keluhan orangtua adalah banyaknya tugas yang dibebankan kepada siswa, sehingga kemudian banyak orangtua yang kewalahan,” kata Dody saat dibincangi wartawan di gedung DPRD Babel, Senin (2/11/2020).

Menindaklanjuti keluhan tersebut, diutarakan dia, Komisi IV telah menjalin komunikasi bersama kepala dinas pendidikan dan kepala sekolah guna membahas permasalahan tersebut.

“Tujuan pendidikan itu kan bagaimana anak-anak murid bisa menjadi mandiri, punya keimanan, ketakwaan, dan yang lainnya, mereka jangan terbebani dengan hal-hal yang tidak substansi menurut kami. Ini kan pembelajaran daring, bukan tugas daring,” ujarnya.

“Bisa kita bayangkan, ada 14 mata pelajaran, kalau semua mata pelajaran dikasih tugas alangkah repotnya, Apalagi dalam satu rumah itu misalnya ada kakaknya, adiknya, itu akan rebutan hp, laptop, segala macam untuk menyelesaikan tugas, ini kan sangat membebankan,” tambahnya.

Oleh karena itu, Politikus PKS ini berharap, para guru dapat memberikan metode pembelajaran yang berbeda, seperti melalui jaringan konferensi video, sehingga motede ini mungkin dapat disukai oleh para murid.

“Selain itu, kita berharap dinas pendidikan juga memberikan pembelajaran kepada para guru yang mungkin ada yang belum mengerti penggunaan teknologi, sehingga mereka bisa terupdate pengetahuan dan pemahamannya, sehingga dapat memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak didik kita,” harapnya.

Disisi lain, dia mengimbau, pemerintah daerah bersama instansi terkait juga harus berani mengambil kebijakan untuk membuka kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah, khususnya di daerah yang masuk zona hijau.

“Karena bagaimanapun, kegiatan belajar tatap muka itu tidak bisa tergantikan dengan daring, karena disitulah kita melihat seorang guru tahu dengan kondisi siswa nya, secara psikologis kedekatannya terbangun disana, itu kan sangat berbeda dengan metode pembelajaran daring,” terangnya. (EDI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *