PALEMBANG I Dampak turunnya harga komoditi karet dan sawit dalam dua tahun terakhir berdampak langsung pada daya beli masyarakat, meski hari raya idul fitri tinggal hitungan hari namun transaksi rupiah di pasar 16 Ilir mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu, pendapatan para pedagang justru terjun hingga ke angka 75 persen.
Para calon pembeli yang datang ke pasar terbesar di Sumsel ini tidak begitu tinggi terutama yang ada di dalam gedung, justru pedagang sekarang ini lebih banyak didominasi para PKL dan parkir yang ada di area pasar 16 ilir, hal tersebut belum membuktikan tingginya trasnsaksi rupiah.
Owner AL Ghaniyu Ana mengatakan bahwa pendatannnya pada tahun ini merosot tajam dibandingkan pada tahun lalu, karena hingga hari ke 24 puasa belum ada peningkatan penjualan, penjualan hanya menyentuh angka Rp 2-4 juta perhari,bandingkan dengan tahun llau yang menyentuh angka Rp 17 juta perhari.
Pada tahun ini penjualan merosot tajam, belum ada peningatakan yang berarti, justru pendapatanbelum,ada peningkatan yang berarti, para calon pembeli yang ke pasar masih sangat sepi,’kata ANa, kemarin
Dikatakan Ana turunyan daya beli masyarakat tidak lain karena turunya harga komoditi seperti karet dan sawait, karena sebagaian besar konsumennya selama ini dari luar palembang.”oleh karena itu kita berharap hara komoditi segera stabil, sehingga ekonomi dapat bangkit kembali, kalau seperti ini terus kita akan rugi, karena kebutuhan lebih tinggi dibandingkan dengan pemasukan,”kata Ana.
Aan pedagang baju pasar 16 ilir Palembang juga mengelu karena baju yang ia ambil sebanyak 300 kodi sejak awal bulan puasa hingga sekarang belum laku, baju yang ia jual masih menyisakan 70 kodi, dalam satu kodi ada sekitar 7 baju.”Satu baju diharga sekitar Rp 100 ribu artinya satu kodi itu sekitar 700 ribu modal yang dikeluarkan, kalau dulu 600 kodi habis justru kekuarngan bandingkan dengan sekarang,”katanya.
Turunya penjualan hingga mencapai 80 persen, dengan rendahnya daya beli masyarakat tentu berdampak langsung dengan pemdapatannya sebagai pedagang, oleh karena itu ia berharap kedepan ada kebijakan ekonomi dari pemerintah, sehingga geliat ekonomi akan menjadi lebih baik.
Penmglola Pasar 16 Ilir PT GTP mengatakan, bahwa retrisbusi yang ditetapkan kepada para pedagang Rp 7000 perhari membuat retribusi mengalami peningkatan 10 persen, sebelum, puasa hanya ada 1000 pedagang namun selama bulan puasa pedagang menjadi 1100 pedagang.”Kalau pedagang banyak tentu tentu retrisbusi mengalami peningkatan setiap harinya, pedapatan mencapai Rp 6-7 juta perhari, tapi pendapatan kadang naik kadang turun tergantung dari pedagang itu sendiri,”jelasnya. (Supardi)