Tiga puluh pengusaha Amerika pekan ini tiba di Jakarta untuk menindaklanjuti lawatan Presiden Joko Widodo akhir Oktober lalu dan sekaligus melihat langsung iklim investasi di Indonesia.
JAKARTA | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli hari Kamis (12/11/2015) menemui langsung delegasi pengusaha dari 27 perusahaan Amerika tersebut di Auditorium BPPT Jakarta. Di antara ke-27 perusahaan itu terdapat Freeport, Chevron, Conoco Phillips dan Qualcomm.
Berbagai hal dibahas termasuk inisiatif dan strategi Presiden Joko Widodo untuk memperbaiki iklim bisnis di Indonesia. Salah satu di antaranya menurut Rizal Ramli adalah paket-paket deregulasi untuk mempermudah bisnis di Indonesia, seperti kebijakan penyederhanaan pengurusan izin investasi.
Karena itu Rizal Ramli mendorong ke-27 pengusaha Amerika itu untuk tidak ragu-ragu menanamkan investasi di Indonesia, terlebih karena pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diperkirakan akan mencapai enam persen.
“Saya contohkan jika ada investor ingin memasuki kawasan industri hanya butuh waktu 3 jam saja sementara dahulu membutuhkan waktu 6 bulan. Sangat menarik meningkatkan bisnis dan investasi di Indonesia,” papar Rizal.
Dalam pertemuan itu, wakil-wakil perusahaan raksasa di Amerika itu menyampaikan pandangan atas iklim investasi yang ada di Indonesia secara terbuka. Chevron misalnya mengutarakan niatnya membangun proyek geothermal atau energi terbarukan dari panas bumi.
Mereka meminta diberi kemudahan ijin dan pengurusan pembebasan lahan. Sementara Freeport McMoran mempertegas niat untuk memperpanjang kontrak di Indonesia.
Rizal Ramli yang dikenal tegas dan terbuka juga menjelaskan beberapa hal penting yang harus diperbaiki jika Freeport masih ingin berbisnis di Indonesia, antara lain soal besaran royalti yang diterima pemerintah, penanganan limbah, divestasi dan pembangunan smelter.
Rizal Ramli juga menggarisbawahi keinginan Indonesia untuk diperlakukan secara adil dan transparan.
“Saya katakan setiap kali perpanjangan kontrak terjadi yang aneh-aneh. Kita ingin yang lebih fair, kita ingin Indonesia diperlakukan adil, transparan. Kalau Freeport memenuhi permintaan pemerintah Indonesia, bukan tidak mungkin akan terjadi kesepakatan.”
Presiden Dewan Bisnis Amerika-ASEAN (US -ASEAN Business Council) Alex Feldman menyatakan kedatangan pengusaha Amerika ke Indonesia merupakan tindak-lanjut atas kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika akhir Oktober lalu. Ditambahkannya, banyak pengusaha Amerika ingin mengetahui langsung iklim investasi Indonesia pasca pemberlakuan beberapa deregulasi.
“Kami datang setelah kunjungan Presiden Jokowi ke Washington 2 minggu lalu. Kami sangat senang adanya pertemuan ini. Diharapkan kami dapat meningkatkan investasi Amerika di Indonesia dan juga dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan yang ada di Indonesia,” kata Alex Feldman.
Ketika Presiden Jokowi melawat ke Amerika, nilai perjanjian bisnis yang ditandatangani kedua negara mencapai 20,25 milyar dolar, antara lain dalam perjanjian jual beli gas alam cair (LNG) antara Pertamina dan Corpus Christie Liquefaction, rencana pengembangan lahan “shale-gas” Eagle Ford – Fasken milik Swift Energy, serta perjanjian bisnis antara PT PLN (Persero) dan General Electric untuk membangun gas turbin dan cydepower berkekuatan 100 megawatt di Gorontalo. (robi/voa)