Setelah di kampus UIN Raden Fatah Palembang, Teater Potlot kembali menggelar pemutaran dan diskusi video art sastra tutur di kampus Uniski Kayuagung. Hadir dalam diskusi ini, Kristanto Januardi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumatera Selatan.
Kristanto yang tampil sebagai narasumber bersama Triska Purnamalia dari Uniski Kayuagung, menyatakan video art yang disajikan Teater Potlot merupakan cara baru untuk menampilkan puisi dan beberapa seni tradisi yang sudah ditetapkan warisan tak benda di Sumatera Selatan.
“Misalnya incang-incang dan tikar purun dari daerah Pedamaran Kabupaten OKI, yang disajikan dengan cara baru melalui karya video art ini,” katanya di hadapan seratusan peserta mahasiswa dan dosen di kampus Uniski Kayuagung, Kamis [22/08/2024].
Dia juga berharap sebanyak 11 video art yang disajikan Teater Potlot yang melibatkan pekerja seni dari beragam seni, seperti sastra, musik, tari, teater, dan multimedia, tampilannya lebih menarik atau sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga mampu dinikmati para generasi muda, seperti Gen Z.
Sementara Triska Purnamalia menjelaskan beragam sastra tutur di Kabupaten OKI. Dia mencontohkan kekayaan sastra tutur dalam bentuk puisi maupun prosa yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Kayuagung dan Pedamaran.
Sastra tutur yang cukup dikenal misalnya incang-incang dari Pedamaran, dan dang-idang dari Kayuagung. “Sementara prosanya, sangat kaya. Mulai dari bentuk legenda, mite, fabel, parabel, hingga saae,” kata Triska.
“Semua kekayaan sastra tutur ini penting untuk dilindungi, sebab memiliki berbagai pengetahuan luhur yang sangat dibutuhkan kita pada saat ini dan mendatang.”
Dr. Azizah, S.H., M.Hum., Wakil Rektor Uniski, saat sambutannya, menyatakan penting untuk dilakukan perlindungan semua kekayaan tradisi yang luhur di Kabupaten OKI. “Pemerintah Kabupaten OKI tampaknya perlu mengeluarkan peraturan daerah untuk melestarikan dan melindungi berbagai tradisi dan budayanya,” katanya.
“Kekayaan tradisi dan budaya itu menunjukan bahwa bangsa kita bangsa yang besar, sehingga generasi muda dapat meneruskan kebesaran tersebut dalam menghadapi kemajuan jaman. Salah satu sumber pengetahuan itu tentu berasal dari beragam tradisi dan budaya kita.”
Yudi Semai, sutradara video art dari Teater Potlot, mengharapkan video art sastra tutur yang mereka produksi atas dukungan Kemendikbud Ristek melalui Danaindonesiana dan LPDP, menjadi inspirasi bagi berbagai kalangan untuk melestarikan dan menjadikan kekayaan tradisi dan budaya peninggalan dari leluhur, sebagai sumber pengetahuan dalam memajukan kebudayaan di Sumatera Selatan, sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia.*