BANGKA – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Bangka, bekerja sama dengan Kepala Kepolisian Daerah (KAPOLDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kementrian Agama (KEMENAG) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyiapkan peran mahasiswa dan masyarakat dalam menangkal paham Radikalisme dan Terorisme di Bumi Serumpun Sebalai padaEra Revolusi 5,0, Sabtu (19/2/2022).
Terkait itu, webinar kebangsaan dipaparkan oleh Tumiran Genefo selaku Kepala Kantor Wilayah (KANWIL) KEMENAG Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Irawan selaku Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syaikh Abdurrahman Siddik (SAS) Bangka Belitung (BABEL), dan Subardi selaku Sekretaris FKPT Provinsi BABEL.
Kegiatan tersebut di buka secara resmi oleh Ketua PC PMII Bangka Sahabat Charles Swarda yang di moderatori oleh Sahabati Rani Puspa Dewi, Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) PC PMII Bangka.
Webinar Kebangsaan dilaksanakan secara online (via zoom) yang di ikuti sebanyak 100 orang, hal itu dilaksanakan untuk menghindari kerumunan, sebagai upaya dalam memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Diases (COVID-19).
Charles Swarda menjelaskan, radikalisme merupakan sebuah pemahaman atau aliran yang menginginkan perubahan sosial dan politik dengan cara kekerasan. Kegiatan ini mereka laksanakan sebagai upaya dalam menyelamatkan bangsa dari gerakan-gerakan radikalisme.
“Kita sebagai agen perubahan bangsa, harus dapat mengenal ciri-ciri radikalisme yang masih mengancam kehidupan bangsa-bangsa, diantaranya yaitu bersikap intoleran kepada sesuatu yang berbeda dari orang lain, Fanatik merasa benar sendiri dan menganggap yang lain adalah salah, mudah berburuk sangka kepada orang lain dan lain sebagainya,” ungkap Charles.
Senada dengan pernyataan tersebut sahabati Rani mengatakan, perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat, membuat penyebaran Radikalisme semakin terbuka di Indonesia, mereka menggunakan media sosial dalam menyebarkan paham-paham kekerasan tersebut.
“Saya ingin menegaskan dan mengajak untuk masyarakat BABEL, khususnya mahasiswa untuk menolak semua gerakan-gerakan yang dapat mempecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan memanfaatkan media sosial dengan bijak, karena berita hoax banyak bertebaran di era saat ini,” tegasnya.
Mengakhiri kegiatan tersebut, Tumiran Genefo memberikan apresiasi kepada PC PMII Bangka atas terlaksananya Webinar Kebangsaan. “Jika penularan COVID-19 di BABEL dan level PPKMnya sudah turun, saya ingin Kementerian Agama provinsi Babel dan PC PMII Bangka bikin kegiatan seperti ini secara offline, yang lebih menyasar kepada pelajar (SMA, Madrasah), mahasiswa, masyarakat dan Organisasi pemuda lainnya,” tutupnya. (Doni)