JAKARTA I Permintaan nasabah terhadap fasilitas Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang disediakan oleh perbankan tidak menunjukan peningkatan yang signifikan selama Ramadan ini. Pencairan tunjangan hari raya (THR) pada bulan tersebut menjadi alasan masyarakat tidak lagi membutuhkan pinjaman instan bertajuk KTA.
Consumer Loan Group PT Bank Mandiri Tbk Harry Gale mengungkapkan pertumbuhan permintaan fasilitas KTA hanya naik 10 persen dibandingkan bulan-bulan biasanya.
“Tren KTA menjelang lebaran ada kenaikan namun tidak signifikan, mengingat pada umumnya minggu ke dua menjelang Lebaran pegawai akan menerima THR,” ujar Harry saat dihubungi, Rabu (15/6).
Harry mengatakan permintaan KTA menjelang Lebaran umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga guna menyambut Hari Raya dengan limit tidak melebihi Rp200 juta. Sementara keperluan untuk pembiayaan lainnya seperti pendidikan dan renovasi rumah baru akan ramai menjelang masa tahun ajaran baru.
“Kalau untuk pendidikan biasanya momentumnya di bulan Mei lalu, kalau sekarang biasanya untuk konsumsi-konsumsi rumah tangga biasa saja,” katanya.
Hingga saat ini, KTA memberikan kontribusi sebesar 27 persen dari total portfolio penyaluran kredit konsumer Mandiri. Kredit konsumer diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan kredit.
Meksipun lambat, Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi mengatakan masih ada permintaan kredit untuk konsumsi seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB) dan KTA.
“Kami telah menyalurkan kredit konsumer hingga Rp66 triliun per Mei 2016,” kata Tardi.
Bank pelat merah ini menargetkan kredit konsumi akan tumbuh 10 persen lagi dari perhitungan realisasi bulan Mei ini. Artinya, Mandiri akan mengejar target penyaluran kredit konsumsi sekitar Rp72,6 triliun sampai akhir 2016.
Genjot Kartu Kredit
Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengaku tidak terlalu aktif mengejar pertumbuhan volume permintaan KTA. Sepanjang Ramadan ini Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo menyebut BNI akan memanfaatkan momen tingginya minat belanja masyarakat selama Ramadan dengan mengejar pertumbuhan transaksi kartu kredit.
“Kami tidak mengandalakan KTA, lebih baik mengejar transaksi kartu kredit saja,” katanya.
Saat ini, BNI tercatat telah mengedarkan 1,68 juta keping kartu kredit. Pada kuartal I 2016, nilai transaksi kartu kredit BNI mencapai Rp8,06 triliun atau tumbuh 3,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Saat ini menurutnya transaksi kartu kredit BNI memegang pangasa pasar sebesar 10-11 persen di industri nasional.
“BNI menargetkan kenaikan volume transaksi selama Ramadan di Juni 2016 ini sebesar 15-20 persen. Hal ini didukung dengan berbagai promo dan benefit yang diberikan khusus menyambut bulan puasa serta momen yang bertepatan juga dengan liburan sekolah,” katanya. (CNN)