Beritamusi.co.id – Wakil Bupati Lahat, H Haryanto SE MM mengungkapkan, pentingnya satu pintu data, sehingga bisa tahu berapa banyak Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan berapa yang sudah ditangani. Dengan begitu bisa mengetahui apa saja kebutuhan agar bisa diusulkan pengentasannya, melalui program CSR pada perusahaan-perusahaan.
“Jangan pondok di kebun dibawa ke dusun, minta dibangun. Melainkan rumah yang benar-benar dihuni. Karena itu perlunya ada satu pintu data,” tegas Haryanto, ketika rapat koordinasi integrasi dengan aplikasi rumah baghi sebagai strategi penanganan RTLH.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertahanan Kabupaten Lahat, Limra Naupan ST MT membeberkan, berdasarkan data pihaknya, ada sekitar 5.648 unit RTLH di Kabupaten Lahat. Angka tersebut, bisa bertambah karena saat ini pendataan masih terus dilakukan. “Kalau kategori rumah tidak kayak huni itu, dilihat dari kondisi Aladin (Atap, alas dan dinding),”kata Limra, Selasa (18/10/2022)
Untuk faktor penyebab, mulai dari data yang tidak update, lalu pihak yang berkepentingan terkendala sehingga menghambat pembangunan. Kemudian karena pemberi bantuan mendapatkan data dari sumber lain yang tidak akurat, sehingga tidak tepat sasaran.
Penanganan RTLH yang membutuhkan waktu lama, serta belum terakomodirnya MBR yang terdata untuk menerima bantuan yang sejajar dengan pemerintah dengan sumber dana dari APBN.
“Sekitar tiga tahun terakhir, ada 300 unit rumah yang kami tangani. Artinya dengan jumlah tersebut bisa belasan tahun selesai. Dengan adanya data digitalisasi, penanganan RTLH bisa tuntas dalam waktu 6 sampai 7 tahun,” jelasnya. (Safitri)