pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Ekonomi & Bisnis

Mendidik Siswa Peduli Sekolah Dengan Kotak Amal

68
×

Mendidik Siswa Peduli Sekolah Dengan Kotak Amal

Sebarkan artikel ini
Infaq
pemkab muba

BANTAENG I  Banyak sekolah setelah menerima pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) oleh USAID PRIORITAS berusaha mengoptimalkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan sekolah. Peran masyarakat tersebut bisa berupa dana dan daya. Di Bantaeng, banyak sekolah yang menerapkan kotak amal untuk siswanya mendidik mereka perduli sekolah. Kotak amal tersebut tentu saja bersifat sukarela.

Di  MTs Muhammadiyah Bantaeng misalnya,  kotak infak ditempatkan di masing-masing kelas di atas meja guru. Kotak infak ini bisa diisi kapan saja, baik oleh siswa maupun guru,  dan semua dana yang masuk diperuntukkan untuk siswa, yaitu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proses-proses pembelajaran. Tiap hari setelah selesai pembelajaran,  bendahara sekolah berkeliling kelas untuk mengumpulkan dana dari masing-masing kelas.

Mendidik Siswa Peduli Sekolah Dengan Kotak Amal
Fhoto : Mustajib/Usaid Prioritas

“Proses pembelajaran aktif membutuhkan lebih banyak alat tulis menulis dibanding dengan proses pembelajaran biasa.  Murid-murid harus mengerjakan lembar kerja, membuat presentasi, dan memajang karya-karya hasil pembelajaran aktif sehingga lebih banyak membutuhkan sumber daya,” ujar Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Bantaeng, Ida. Menurutnya, dana dan daya yang diserahkan musti bersifat sukarela, tidak boleh ada paksaan apapun, makanya itu disebut dengan infak.

Dana yang terkumpul, jumlah dan peruntukannya dari semua kelas diumumkan tiap hari Senin pada waktu upacara. Dana siswa yang terkumpul rata-rata tiap minggu adalah adalah 300 ribu, dikelola dan dilaporkan oleh bendahara sekolah. Dengan pelaporan yang akuntabel,  anak-anak menjadi sadar bahwa dana infak tersebut benar-benar untuk kebutuhan pembelajaran mereka.  Tidak ada yang diambil sedikitpun untuk kepentingan yang lain.

Untuk lebih jauh memberdayakan kelas,  bahkan para guru juga menyumbang  50 ribu per bulannya ke sekolah.  Dana dikumpul  ke bendahara sekolah dan semua digunakan untuk kebutuhan pembelajaran di kelas.

Sementara di SDN 7 Letta anak-anak juga ditumbuhkan sikap welas asih dan perdulinya dengan sodaqoh Jum’at. Tiap  Jum’at pagi, anak-anak dikumpulkan di lapangan sekolah.  Mereka duduk bersimpuh untuk mendengarkan kultum atau hafalan al Qur’an anak-anak yang sudah mendaftar sehari sebelumnya kepada guru agama yang mengorganisir kegiatan ini.

Setelah itu, anak-anak yang sudah diberi tugas yaitu perwakilan kelas enam, berjalan berkeliling mengedarkan kotak infaq. Uang  yang terkumpul diserahkan kepada pengelola kegiatan yaitu guru agama, yang membelanjakannya untuk berbagai kebutuhan sekolah, seperti karpet, kipas angin dan sebagainya. Perolehan uang infaq dipertanggunjawabkan di depan rapat guru. Rata-rata perbulan uang yang terkumpul dua ratus ribu. Hal yang sama juga dilakukan SDN Tappanjeng Bantaeng.

Menurut Ibu Ida, Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah,  untuk meningkatkan mutu pembelajaran, peran warga sekolah dan masyarakat sangat penting “Kewajiban meningkatkan mutu pendidikan bukan hanya di pundak pemerintah dan sekolah, tetapi juga di masyarakat. Mereka harus didorong untuk lebih banyak lagi perduli dengan peningkatan kualitas pendidikan kita, kita sendiri musti dengan aktif juga melaporkan secara transparan dana yang sudah digunakan. Dengan adanya infaq ini pembelajaran aktif bisa lebih terjamin mutu dan keberlangsungannnya,”  ujarnya. (Mustajib).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *