Sastra&Budaya

Memperebutkan Piala dan Tropy Gubernur Sumsel, Puluhan Teater Sekolah Siap bersaing

307
M. Bintang, membaca Puisi dalam pembukaan Silaturahmi dan Pengukuhan Pengurus Forum Teater Sekolah Sumsel (Fortass) Teater Mahameru Palembang, di Galery Bundar Taman Budaya Jaka Baring, Minggu (15/1/2023). Foto. Dok. Fortass

Beritamusi.co.id – Suasana Galery Bundar Taman Budaya Jaka Baring, Palembang, siang itu, Minggu (15/1/2023), Pukul 14.00 WIB diramaikan puluhan pembina seni. Mereka perwakilan dari berbagai sekolah di Sumatera Selatan.

Kehadirannya, untuk mengikuti pengukuhan pengurus Forum Teater Sekolah Sumatera Selatan (Fortass) dan Teater Mahameru Palembang, binaan Fortass.

Acara kemudian dibuka pukul 14.15 WIB, ketika Pembina Fortass, H. Chandra Amprayadi, SH, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), sudah di lokasi.

Beberapa menit kemudian, hadir juga pembina Fortass lainnya, Hj. G.I. Priyanti Gani, Direktur Museum dr. A.K. Gani Palembang dan Herlan Asfiudin, Staf Khusus Gubernur Sumsel.

Pada saat acara berlangsung beberapa saat, Kasi Taman Budaya Palembang, Ical Mirzal Fadillah, juga hadir mendampingi para pembina Fortass dan seniman lainnya

Seniman di Palembang yang juga turut hadir, diantaranya; Inug Dongeng (Slamet Nugroho,S.Sn), Acan Gimbal (Hasan M.Sn), Pegiat Teater Potlot dan Dosen Universitas PGRI Palembang, Warman P (Sumarman, S.Ag), Penyair Palembang dan Imron Supriyadi, S. Ag, M.Hum, Dangau Sastra Palembang dan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

Yosep Suterisno, SE, Ketua Fortass menyampaikan, pengukuhan pengurus Fortass dan Teater Mahameru yang digelar hari itu, sebagai wujud tanggungjawab moral Fortass terhadap sejumlah pegiat seni di sekolah yang masih perlu dimaksimalkan.

Jebolan Teater Leksi Palembang ini menjelaskan, Fortass lahir bersama 49 komunitas seni di sekolah di Sumsel, yang dimulai melalui “Temu Teater Sekolah se-Sumsel” pada 1 Agustus 2022 di Aula TVRI Sumsel. Sejak itu, Fortass kemudian mengajak mereka berkreatifitas dalam seni teater, untuk tampil di layar kaca TVRI Sumsel dan panggung sekolah di sejumlah event internal mereka.

Lebih lanjut, alumnus Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) menjelaskan, sampai akhir tahun 2022, sudah dua teater yang diusung Fortass ke TVRI Sumsel.

Pertama lakon “Puyang Leluhur” Teater Sangsas, Madrasah Aliyah (MA) Patra Mandiri Palembang, karya dan sutradara Eka Armawati, S.Pd, dan lakon “Rumah Kardus” SMA Bukit Asam Tanjung Enim, karya dan sutradara Sadikin Khairsah, S.Pd.

“Tentunya, sekolah dan teater sekolah di Sumsel, punya kesempatan sama untuk bisa tampil sebagaimana teater yang sudah tampil sebelumnya. Oleh sebab itu, untuk memaksimal kerja kreatif ini diperlukan tim yang kuat, salah satu diantaranya melalui pengukuhan pengurus Fortas, yang terdiri dari para guru pembina seni di sekolah se-Sumsel, ” ujarnya.

Merespon hal itu, H Chandra Amprayadi, SH mengapreasiasi kegiatan yang digelar Fortass kali itu. Candra menyampaikan dan berpesan kepada jajaran pengurus Fortass yang baru saja dikukuhkan, agar menjaga dan mengembangkan ide kreatif dalam bidang seni budaya, terutama yang berbasis lokal.

Menurutnya, banyak potensi kebudayaan Sumsel yang sangat berpeluang diangkat ke permukaan dalam karya seni. Satu diantaranya Irama Batanghari Sembilan. Oleh sebab itu, Chandra mengamanatkan agar Fortass, di tahun 2023 usai menggelar Festival Teater dan Anugerah Teater Sekolah, Piala dan Tropy Gubenur Sumsel segera melaksanakan Fetival Batangari Sembilan.

“Namun pada festival ini, saya ingin ada kolaborasi antara Irama Batanghari Sembilan dengan potensi seni lokal, sesuai dengan daerahnya masing-masing. Misalnya, di Sekayu ada Tari Senjang, itu dipentaskan bareng, tetapi dalam kemasan nuansa Batanghari Sembilan. Jadi tampilannya berbeda dengan apa yang selama ini kita tonton,” tegasnya.

Chandra juga menyatakan, Dinas Pariwisata Sumsel, melalui Taman Budaya dan Museum Negeri Sumsel, sangat terbuka bagi semua seniman untuk berkarya. Chandra mengajak seniman di Sumsel untuk bersaing dalam karya, guna menggali dan mengembangkan potensi seni budaya di Sumsel.

“Silakan buat kegiatan se-kreatif mungkin. Taman Budaya, Museum Negeri Balaputra Dewa terbuka untuk para seniman. Silakan bersaing dengan karya. Ramaikan Taman Budaya dan Museum dengan karya-karya seniman,” ujarnya.

Chandra juga mengharapkan, agar para seniman di Sumsel menjaga kekompakan dalam berkarya seni. Menurutnya, tidak perlu lagi ada perdebatan yang tidak bermanfaat.

“Kalau ada perbedaan pendapat, duduk bersama, kita seminarkan, supaya mendapat solusi. Jangan hanya berdebat yang tidak berkesudahan. Buat kegiatan positif dalam bidang seni apapun. Pemerintah Sumsel, dalam hal ini Bapak Gubernur sudah menyiapkan anggarannya. Tinggal kita, mau atau tidak membuat kegiatan,” tegasnya.

Pengukuhan Teater Mahameru
Usai sambutan, H Chandra Amprayadi, didampingi Herlan Asfiudin, ikut mengukuhkan pengurus Fortas Sumsel yang sekaligus melahirkan Teater Mahameru.

Secara simbolik, pengukuhan Teater Mahameru ditandai dengan pemasangan tanjak kepada Ketua Teater Mahameru, Erwin Janim dan Wakil Ketua, Yussudarson (Sonov), oleh kedua pembina Fortass.

Sebagai saran dan masukan kepada Teater Mahameru yang dilahirkan Fortass, Herlan Asfiudin menyampaikan, perlunya maksimalisasi dalam berkarya seni. Sebab, menurut Ketua Persatan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel, periode 1996-2021 ini, keberadaan seniman akan diakui bila dalam kesehariannya berkarya. “Jadi kekaryaan seni yang akan membuat seniman itu hidup dan menghidupkan seni budaya di Sumsel ini. Oleh sebab itu, Fortass dan semua seniman harus berkarya dengan maksimal,” tambahnya.

Menurut Herlan, semangat Dinas Pariwisata Sumsel, yang sudah punya anggaran dan program kerja harus direspon dalam bentuk kreatifitas seni budaya dan pariwisata, sesuai dengan bidangnya masing-masing.

“Kita punya Kepala Dinas Pariwasata yang sangat apreasiatif terhadap seni budaya. Kita punya Pak Chandra, Bu Yanti Museum AK Gani, yang sangat terbuka untuk para seiman. Kurang apalagi. Menurut saya, peluang ini yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membangun seni budaya di Sumsel secara bersama,” tegasnya.

Festival Teater Tropy & Piala Gubenur
Di akhir acara, digelar dialog persiapan festival dan anugerah teater sekolah se-Sumsel yang memperebutkan piala dan tropy Gubernur Sumsel. Yosep, dalam paparannya menjelaskan, festival teater ini melibatkan semua sekolah di Sumsel. Acaranya akan digelar pada awal Maret 2023.

“Dari 50 teater sekolah yang terdata di Litbang kami, akan ada sekitar 30 sampai 40 teater yang akan tampil dalam festival dan anugerah ini. Oleh sebab itu, silakan segera mendaftar, karena jumlahnya sangat terbatas. Pendaftaran sudah dibuka, dan akan kita tutup pada akhir Februari. Setelah itu, acara akan dibuka Bapak Gubernur Sumsel pada wal Maret tahun ini,” ujarnya.

Membuat Tropy Khusus
Menyambut itu, H Chandra Amprayadi, SH menyatakan, siap membuat tropy khusus untuk piala bergilir Gubernur Sumsel. “Nanti, kita akan buat khusus piala bergilir Gubenrur Sumsel. Jadi nanti bentuk piala ini berbeda dengan tropy lainnya,” tambah Chandra yang disambut tepuk tangan para peserta.

Pada awal pertemuan ini, tampil beberapa kreator seni perwakilan dari beberapa sekolah di Sumsel, sebagai pembuka acara, dengan kemasan seni yang berbeda.

Diantaranya, Fitrah Cyntha Dirna, S.Pd., M.Pd perwakilan Teater Tesentak, SMAN 2 Indralaya Utara, membuka pertemuan itu dengan sebuah puisi. Dilanjutkan puisi lainnya oleh Bustomi, perwakilan SMN 17 Palembang, puisi dari Teater Gembok Palembang, dan puisi “Pusparagam Budaya Nusantara” oleh M Bintang.

Tampilan lainnya, sebuah Monolog “Catatan Hitam” oleh Nadine Nur Rahmadani, dan Teater Bangsawan dalam cerita “Abidinsyah” oleh Teater Sangsas MA Parta Mandiri Palembang.

 

Exit mobile version