Ekonomi & Bisnis

Laba Perusahaan Pembiayaan Diprediksi Stagnan Tahun Ini

166
Daya-beli-yang-rendah-membuat-masyarakat-menahan-diri-untuk-membeli-produk-otomotif-baru-dengan-mengajukan-kredit-ke-perusahaan-pembiayaan.--
Daya beli yang rendah membuat masyarakat menahan diri untuk membeli produk otomotif baru dengan mengajukan kredit ke perusahaan pembiayaan. (CNN Indonesia/Safir Makki).

JAKARTA I Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) meramal laba yang dikantongi perusahaan pembiayaan atau multifinance masih datar di sepanjang tahun ini. Hingga April 2016, laba multifinance malah turun 17,71 persen, setelah sempat mencetak laba positif 12,9 persen pada bulan sebelumnya.

Suwandi Wiratno, Ketua Umum APPI mengungkapkan, laba multifinance masih akan bergejolak seiring dengan aktivitas penyaluran pembiayaan yang lesu. Hal ini terutama terjadi pada lini sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen (kendaraan bermotor).

“Karena, pembiayaan baru (new booking) masih rendah. Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat masih lemah seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang masih sama saja. Masyarakat juga mengencangkan ikat pinggang untuk beli mobil, motor,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, akhir pekan lalu.

Ia menilai, Foreign Direct Investor (FDI) masih banyak ke pasar modal. Pemerintah juga fokus pada belanja untuk sektor infrastruktur. Belanja konsumer menyusut. Padahal, belanja konsumer ini mendongkrak perekonomian nasional dengan kontribusi bisa mencapai 50 persen.

Masyarakat kelas menengah ke bawah mulai melakukan efisiensi dan menahan daya beli. Mereka melakukan aksi wait and see sampai semester pertama berakhir. Alhasil pembiayaan konsumen belum bisa tumbuh normal. Pada April 2016, lini pembiayaan hanya tumbuh 2,08 persen.

Multifinance masih akan mengalami tekanan. Di tengah perlambatan pertumbuhan penyaluran pembiayaan, risiko pembiayaan bermasalah (nonperforming finance/NPF) malah meningkat. Sehingga, pelaku industri menjadi lebih hati-hati,” terang Suwandi.

Kinerja April 2016

Berdasarkan Statistik Lembaga Pembiayaan yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan, sampai April 2016 laba multifinance tercatat sebesar Rp3,25 triliun atau turun 17,71 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Penurunan laba tersebut didorong oleh beban industri yang naik 7,02 persen menjadi Rp24,45 triliun. Di sisi lain, pendapatannya hanya meningkat 4,40 persen menjadi Rp29,19 triliun.

Kinerja keuangan yang lesu ini tidak terlepas dari bisnis pembiayaan industri yang kurang bergairah pada empat bulan pertama tahun ini. Secara total, penyaluran pembiayaan industri turun 1,07 persen pada April 2016 dibandingkan April 2015.

“Saya tidak tahu perilaku konsumen seperti apa. Bunga kredit mau turun, tetapi belum turun juga. Biaya dana juga relatif sama. Saya belum melihat ada perbaikan sampai semester pertama ini. Mungkin nanti di semester kedua atau setelah ada kepastian mengenai tax amnesty yang ikut mempengaruhi industri multifinance,” pungkasnya. (CNN)

Exit mobile version