Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan pada minggu ketiga Februari, titik-titik api akan muncul kembali sehingga tidak akan ada jeda.
JAKARTA | Kebakaran hutan di Indonesia, yang tahun ini menyebabkan asap parah dan disebut sebagai “kejahatan kemanusiaan” oleh para pejabat iklim, dapat kembali paling awal bulan Februari, menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar hari Jumat (13/11/2015), namun tidak dalam skala besar.
“Pada minggu ketiga Februari, titik-titik api akan muncul kembali, jadi memang tidak akan ada jeda,” ujar Siti kepada kantor berita Reuters di sela-sela konferensi tentang asap.
“Kami akan memasang sistem peringatan dini yang lebih baik dan meningkatkan kontak kita dengan para pemegang konsesi swasta. Sebelumnya, hal itu tidak terlalu berhasil.”
Siti juga mengatakan pemerintah akan meningkatkan jumlah petugas pemadam kebakaran dan peralatan di lapangan, tapi ia tidak menjelaskan lebih rinci.
Para ahli telah mempertanyakan kemauan dan kapasitas pemerintah untuk mengatasi masalah ini setelah berpuluh tahun tidak ada tindakan. Pemerintah telah meminta bantuan negara lain dan mengirim puluhan ribu personel untuk memadamkan api, tapi hal itu tidak berarti banyak.
Api diperburuk tahun ini karena dampak fenomena cuaca El Nino, memperpanjang musim kemarau di Indonesia, membuat lapisan tanah bagian atas kering dan memicu api.
Siti mengatakan El Nino akan berkurang di bagian utara Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan menurunkan kebakaran di tanah gambut, yang memproduksi lebih banyak asap dibandingkan hutan biasa.
Ia mengatakan Indonesia kemungkinan tidak memerlukan bantuan negara lain saat ini.
“Kita telah berupaya untuk mengatasi situasi. Dari pengalaman kita sebelumnya, kta dapat mengelola titik-titik api dari Februari sampai April, dan bahkan sampai Juni,” Ujar Siti.
Dalam konferensi tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sepertinya pemerintah perlu waktu lima tahun untuk menyelesaikan masalah kebakaran hutan. (robi/voa)