Dikatakannya, potensi Tanjung Tapa sebagai pelabuhan internasional sangat memungkinkan untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api (TAA). “Studi kelayakan (FS) sudah dibuatkan. Dalam waktu dekat investor akan paparan dengan Gubernur dan Bupati,” ungkapnya, Minggu, (10/9).
Dia mengatakan, laut dalam (deep sea) yang ada di Tanjung Tapa bisa dimasuki kapal-kapal tanker berskala besar meski dalam kondisi pasang surut. “Ke dalaman laut dan besaran gelombang itu penting bagi sebuah pelabuhan samudera. Sarana pendukung seperti jalan itu harus di-support,” pungkasnya sembari menyebutkan jalan yang sudah siap, yaitu jalan Air Sugihan-Riding Pangkalanlampam-Palembang.
Terkait Tanjung Carat yang turut diusulkan sebagai pelabuhan samudera, pihaknya juga mendukung, apalagi jaraknya tidak begitu jauh dari KEK Tanjung Api-Api. Akan tetapi, butuh biaya besar untuk reklamasi laut di wilayah tersebut. “Potensial namun biayanya besar karena harus reklamasi. Kami berharap dua-duanya (Tanjung Tapa dan Tanjung Carat) bisa jadi pelabuhan internasional,” tutupnya.
Berdasarkan laporan tim survei, Asosiasi Navigasi Internasional (PIANC) merekomendasikan bahwa setiap alur setidaknya harus tiga kali lebar dari kapal terluas yang menggunakan alur tersebut. Untuk lalu lintas kapal yang berpapasan satu sama lain serta memiliki kedalaman minimal 16 meter pada sudut terendah atau ketika pasang surut dan kapal dengan dalam keadaan bermuatan penuh.
Selain persyaratan pelabuhan laut tersebut, pencatatan gelombang dan arus angin juga dilakukan selama periode survei tersebut. Lokasi Tanjung Tapa dianggap terlindung dari pengaruh perubahan gelombang laut yang meningkat meski memiliki paparan angin dari timur selatan. Lokasi ini juga mempunyai catatan risiko yang rendah terhadap bencana alami seperti intensitas gema, badai tropikal dan gelombang pasang.
Wakil Direktur PT OKI Pulp and Paper, H Gadang Hartawan mengatakan penelitian itu dilakukan pihaknya bermula untuk membangun dermaga khusus bongkar muat pabrik kertas. Pihaknya akan mendukung jika Bupati Iskandar mempunyai gagasan menjadikan Tanjung Tapa sebagai pelabuhan samudera internasional. “Siapa yang mau lewat sana. Belum ada akses transportasinya. Nanti kami komunikasikan lagi dengan Pemkab,” ungkap Gadang, dikonfirmasi, Jum’at (8/9).
Diketahui, jarak Tanjung Tapa dari lokasi pabrik PT OKI Pulp, tambah dia, sekitar 65,18 km dengan 12.80 km terakhir berada di area HTI. Sebagian di areal basah sehingga memerlukan jembatan yang menghubungkan antara gudang dan container area menuju dermaga sepanjang 2,260 meter mencapai kedalaman yang diperlukan di landasan dermaga utama (16,30 m) saat surut terendah. Jembatan dibangun untuk menghindari penumbangan pohon hidup di garis pantai.
Tanjung Tapa memiliki area sepanjang 2.30 km yang masuk hutan lindung sehingga memerlukan izin khusus transit di lahan basah. Akan tetapi, manfaat yang didapat jauh lebih banyak, yakni pembangunan pelabuhan laut di Tanjung Tapa akan memberi manfaat bagi Kabupaten OKI serta mendukung KEK Tanjung Api-Api (TAA) yang kini diambil alih pusat dan dikelola Pelindo. Kemudian, Pelabuhan Tanjung Tapa juga berpotensi ekonomi masyarakat baik produksi pertanian dan perkebunan, perikanan warga di Kabupaten OKI, Banyuasin dan Pulau Bangka.