BATAM I Intensitas penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Batam cenderung tinggi lantaran keberadaan lokalisasi dan Pekerja Seks Komersial. Alhasil, Batam menjadi wilayah endemis terkonsentrasi HIV.
“Ini risiko karena ada PSK dan kami survei darah ditemukan sekitar sempat 13 persen dari 500 orang yang diperiksa itu positif HIV. Kalau sekarang sudah turun 6,3 persen. Padahal harusnya tidak boleh dari 5 persen berarti itu sudah terlokalisir,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Batam, Sri Rupiati, dilansir CNNIndonesia.com.
Merujuk data Kementerian Kesehatan, sebanyak 30.935 orang terjangkit HIV dan 6.081 orang terserang AIDS di Indonesja pada 2015. Tahun sebelumnya, jumlah penderita HIV dan AIDS yakni masing-masing 32.711 orang dan 7.875 orang.
Di Batam, jumlah penderita HIV sepanjang tahun 2015 yakni 641 orang yang terdiri dari pekerja seks, swasta, ibu hamil dan anak-anak.
Guna mengurangi angka pengidap HIV di Batam, Dinas Kesehatan melakukan berbagai upaya pencegahan penularan. Terutama dari ibu ke anak, ataupun dari pasangan yang akan menikah.
Ibu hamil yang mengidap HIV dapat menularkan virus tersebut kepada sang janin dan bayi yang lahir dari rahimnya. Namun cara ini bisa dicegah dengan memberikan obat khusus zidovudine. Di Batam, tenaga medis dan pegiat HIV mencegah penularannnya dengan cara tersendiri,
“Tahun 2015 ada 31 ibu hamil penderita HIV di Batam. Kalau orang tua terobati dan anak tidak kena itu berhasil,” kata Sri.
Saat tahu sang ibu terserang HIV maka pihak Dinas Kesehatan setempat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat setempat memberi perawatan khusus seperti pemberian obat, pemeriksaan rutin, dan bimbingan konseling. Para ibu ditangani kader dan konselor yang juga sebagian dari mereka merupakan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Pelayanan dari ODHA dapat menjadi jembatan si penderita agar mau terbuka. Kader akan melayani ibu hamil dan penderita penyakit ini di 12 kecamatan di Batam.
“Makanya kebijakan sekarang semua ibu hamil diperiksa. Mereka yang berobat ke rumah sakit yang ada kerja sama dengan kami juga langsung dites HIV/AIDS,” katanya.
Rumah sakit yang dimaksud yakni Rumah Sakit Elisabeth, RSUD Embung Fatimah, dan RS Budi Kemuliaan.
Selain ibu hamil, pencegahan juga dilakukan terhadap pasangan yang akan menikah. Pasangan ini dapat mengunjungi atau meminta pihak terkait untuk mengetes apakah mereka terserang HIV atau tidak. (CNN)