Beritamusi.co.id | Aksi Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menerima telepon saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang memberi sambutan bikin heboh. Luhut disebut sedang berbicara dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin mengenai perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia.
Acara Jokowi di Sumatera Utara
Dalam video yang diviralkan tersebut, Jokowi awalnya sedang membacakan sambutan. Di belakangnya, terlihat jajaran kabinet seperti Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, Menparekraf Sandiaga Uno, hingga Luhut. Video dengan narasi mempertanyakan sikap Luhut ini ramai diperbincangkan.
Usut punya usut, momen Luhut menelepon saat Jokowi sedang sambutan terjadi dalam acara peresmian kawasan Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, pada 2 Februari 2022. Peresmian ini ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyampaikan sejumlah arahan. Dia berharap penyeberangan dan KMP yang telah diresmikan dapat mendukung keberadaan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Tanah Air.
“Saya berharap dengan beroperasinya pelabuhan dan kapal-kapal ini akan mendukung keberadaan destinasi pariwisata super prioritas Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Aksesnya ke berbagai tempat di Danau Toba jadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih lancar,” kata Jokowi seperti dikutip dari keterangan tertulis dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.
Jokowi mengatakan pelabuhan penyeberangan dan KMP dibutuhkan oleh masyarakat sekitar Danau Toba untuk mendukung aktivitas dan mobilitas sehari-hari. Karena itu, kata Jokowi, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan membangun 13 pelabuhan penyeberangan yang tersebar di tujuh kabupaten.
“Pelabuhan dan kapal sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Toba untuk mendukung aktivitas dan mobilitas sehari-hari, menyeberang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain, meningkatkan konektivitas antarkecamatan dan antarkabupaten,” kata Jokowi.
Adapun tujuh pelabuhan yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada kesempatan tersebut adalah Pelabuhan Ajibata dan Balige di Kabupaten Toba, Pelabuhan Tiga Ras di Kabupaten Simalungun, Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir, Pelabuhan Marbun Toruan/Baktiraja di Kabupaten Humbang Hasundutan, Pelabuhan Muara di Kabupaten Tapanuli Utara, dan Pelabuhan Tongging di Kabupaten Karo.
Di samping itu, empat KMP yang diluncurkan pada kesempatan yang sama adalah KMP Pora-pora, KMP Kaldera Toba, Bus Air KMP Asa-asa, dan Bus Air KMP Jurung-Jurung.
Penjelasan Jubir Luhut
Jubir Luhut, Jodi Mahardi, memberikan penjelasan perihal Luhut menerima telepon saat Jokowi pidato. Jodi menyebut Luhut sedang menerima telepon dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Kepada Luhut, Budi disebut menyampaikan dua laporan, yakni soal kondisi lonjakan kasus COVID-19 yang menyangkut pembelajaran tatap muka (PTM) dan evaluasi PPKM di Jawa-Bali.
“Dari keterangan Pak Menko beliau menyampaikan bahwa saat itu beliau sedang menerima telepon dari Menkes yang sedang mengupdate kondisi lonjakan kasus yang cukup signifikan. Dalam laporan tersebut beliau menerima 2 laporan setidaknya yakni soal PTM dan evaluasi Jawa Bali,” kata Jodi saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (6/2).
Menurut Jodi, hal itu memang harus dilakukan Luhut guna memberi laporan langsung kepada Jokowi. Sebab, Jodi menilai harus ada langkah pencegahan atau mitigasi cepat yang harus diambil.
“Hal tersebut harus dilakukan tentunya untuk segera bisa dilaporkan ke Presiden untuk diambil langkah-langkah mitigasi yang cepat. Karena saat itu kebetulan Pak Menko sedang mendampingi kegiatan Presiden. Hal ini penting dilakukan sebagai bagian langkah crisis management penanganan pandemi yang harus dilakukan dengan cepat dan terukur,” kata Jodi.
Tanggapan Faldo
Stafsus Mensesneg, Faldo Maldini, merespons soal video Luhut sedang menerima telepon saat Presiden Jokowi memberikan sambutan yang diviralkan di media sosial. Faldo berbicara mengenai tugas menteri sebagai pembantu presiden.
“Kalau tidak senang sama Pak Luhut, pasti semuanya bisa jadi masalah. Kami sering hadapi kasus begini. Tapi yang jelas, semua pekerjaan menteri adalah dalam rangka membantu tugas-tugas Presiden. Apalagi, pekerjaan yang begitu banyak dan mendesak, koordinasi harus cepat dilakukan. Pak Jokowi adalah pemimpin yang punya semangat kerja cepat,” kata Faldo kepada wartawan, Minggu (6/2).
Faldo mengajak semua pihak untuk mendiskusikan hal-hal yang lebih substantif. Terlebih lagi, kata Faldo, pandemi COVID-19 di Indonesia berakhir.
“Kita ini sedang mencoba kembali berlari kencang, meskipun masa pandemi belum usai. Ayo, fokus ke substansi. Kebijakan apa yang butuh peningkatan dan diskusi mendalam, itu jauh lebih penting sekarang, kita ingin semuanya menerima manfaat dari kebijakan,” ujar Faldo.
Lebih lanjut, Faldo juga berbicara mengenai penilaian kinerja menteri. Menurut dia, hal itu sepenuhnya kewenangan Presiden Jokowi.
“Soal penilaian kinerja dan performa menteri, itu sepenuhnya ditentukan Presiden. Kalau tidak ada masalah kerja, capaian, dan kontribusinya buat Presiden Jokowi, ya, jalan terus. Jadi, kami kira kita perlu lebih banyak ngobrol satu sama lain, membahas soal kehidupan publik, kehidupan bersama,” imbuh Faldo. (Detik.com)